Kemitraan pembangunan

G20: IsDB dan ILO serukan penyatuan sumber daya guna dukung negara-negara anggota

Kerja sama yang lebih kuat ini akan berfokus pada pengembangan keterampilan dan lapangan kerja bagi kaum muda, serta pemberdayaan ekonomi perempuan, transisi yang adil menuju ekonomi hijau, pekerjaan yang layak dalam konteks yang rapuh dan pertumbuhan sintesis antara lapangan kerja, perdagangan dan investasi.

Press release | 13 November 2022
Direktur Jenderal ILO, Gilbert F. Houngbo (kiri) dan Presiden IsDB, Muhammad Sulaiman Al Jasser (kanan)
BALI (Berita ILO) - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan Bank Pembangunan Islam (IsDB) telah menandatangani Nota Kesepahaman untuk meningkatkan kerja sama di pasar kerja dan bidang ekonomi yang lebih luas yang menjadi perhatian bersama.

Nota Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Presiden IsDB, Muhammad Sulaiman Al Jasser, dan Direktur Jenderal ILO, Gilbert F. Houngbo, selama pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia.

“ILO dengan hangat menyambut baik penandatanganan Nota Kesepahaman dengan mitra kami di IsDB untuk memastikan minat yang kuat dari kedua belah pihak dalam menegaskan kerja sama kami yang berkembang seputar topik-topik utama yang menjadi kepentingan bersama,” kata Direktur Jenderal ILO Houngbo. “Kedua belah pihak sudah terlibat dalam inisiatif bersama, dan Nota Kesepahaman akan lebih lanjut membingkai dan memandu kolaborasi ini untuk lebih mendukung negara-negara anggota.”

Kerja sama ini akan mengumpulkan sumber daya keuangan dan teknis dari kedua lembaga untuk membantu Negara Anggota dalam melakukan investasi dan mengambil tindakan di sejumlah bidang prioritas. Ini termasuk pengembangan keterampilan dan lapangan kerja bagi kaum muda serta pemberdayaan ekonomi perempuan, di mana pekerjaan akan difokuskan untuk memastikan bahwa kaum muda dan perempuan memperoleh keterampilan yang dapat dipekerjakan dan dukungan untuk beralih dari belajar ke penghasilan.

“Saya percaya bahwa penandatanganan Nota Kesepahaman ini, yang melibatkan Rencana Aksi Bersama, menyediakan kerangka kerja yang memfasilitasi kolaborasi dan kerja sama antara IsDB dan ILO,” kata Presiden IsDB Al Jasser. “Selain pembiayaan bersama, kami dapat memadukan sumber daya hibah ILO dengan pinjaman IsDB dan mengembangkan mekanisme keuangan bersama untuk mendorong kemajuan manusia di negara-negara anggota IsDB.”

Bidang prioritas bersama lainnya adalah agenda bersama tentang transisi yang adil menuju ekonomi hijau. ILO dan IsDB akan memberikan saran kepada Negara-negara Anggota tentang perpaduan yang tepat antara kebijakan dan pembiayaan yang diperlukan untuk memastikan transisi yang adil dalam konteks perubahan iklim.

Nota kesepahaman ini juga akan membuka jalan menuju peningkatan kolaborasi dalam menghasilkan penelitian dan data tentang isu-isu pasar kerja dan sintesis antara ketenagakerjaan, perdagangan dan investasi. Kedua lembaga juga akan meningkatkan dukungan kerja bersama negara-negara dalam konteks rapuh dan situasi rapuh.

Keterlibatan kebijakan saat ini antara IsDB dan ILO sedang berlangsung di sejumlah bidang, terutama terkait dengan lapangan kerja muda dan pengembangan keterampilan di Afghanistan dan kawasan Negara-negara Arab. Kolaborasi yang ada dalam mempromosikan transisi yang adil ke ekonomi hijau menghasilkan Tantangan Akselerator Keterampilan Hijau bagi Kaum Muda, yang pemenangnya diumumkan dalam acara bersama IsDB/ILO pada konferensi COP27 di Mesir awal bulan ini.