Perempuan dalam STEM

Memperkuat kemampuan kerja perempuan muda di sektor STEM

ILO mendukung partisipasi perempuan yang lebih besar dalam digitalisasi. Tiga perempuan muda berbagi kisah perjalanan mereka dalam memperkuat kemampuan kerja dan daya saing demi masa depan yang lebih baik.

News | Jakarta, Indonesia | 15 April 2021
Sebanyak 667 siswi dan lulusan SMK serta Balai Latihan Kerja (BLK) berhasil mencapai standar minimal dalam memperoleh keterampilan dasar pengembangan web melalui program pelatihan “Peningkatan Keterampilan Perempuan untuk Pengembangan Digital”. Diselenggarakan oleh ILO bekerja sama dengan Penyelenggara Pelatihan Clevio Coder Camp dan Program Kelas Axioo (ACP) dari Oktober 2020 hingga awal 2021, program pelatihan enam angkatan ini bertujuan untuk menyediakan pelatihan pengembangan web yang dirancang khusus bagi pelajar dan lulusan perempuan sekolah kejuruan.

Nurul Afifah Muthoharoh
Berbeda dengan program pelatihan lainnya, program pelatihan ini memberikan keterampilan teknis dan keterampilan non-teknis guna mempersiapkan peserta memasuki dunia kerja yang berubah dengan cepat. Nurul Afifah Muthoharoh, Sabrina Syaugi dan Muflikhah Isna Nur Aini merupakan tiga peserta yang memiliki minat di bidang komputer dan teknologi sejak usia belia.

Kemajuan teknologi telah menjadi kebutuhan dan sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Karenanya saya ingin membantu usaha mikro, kecil dan menengah di kampung halaman saya di kabupaten Rembang untuk lebih mengenal dan memanfaatkan pemasaran digital."

Nurul Afifah Muthoharoh
Nurul, mahasiswi Universitas Negeri PGRI Semarang, jurusan pendidikan teknologi informasi, mengatakan bahwa program pelatihan tersebut membuatnya semakin terbuka terhadap berbagai kemajuan teknologi dan kemungkinan perubahan kehidupan di masa depan. Ia bahkan bercita-cita menciptakan sejumlah solusi dengan pendekatan “internet untuk segala hal” atau Internet of Things.

“Kemajuan teknologi telah menjadi kebutuhan dan sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Karenanya saya ingin membantu usaha mikro, kecil dan menengah di kampung halaman saya di kabupaten Rembang untuk lebih mengenal dan memanfaatkan pemasaran digital. Saat ini, pengusaha lokal yang memanfaatkan teknologi ini masih terbatas,” cetusnya.

Sabrina Syaugi
Senada dengan Nurul, Sabrina, lulusan jurusan teknik elektronika, Politeknik Negeri Jakarta, kini merasa lebih percaya diri dalam melamar dan mendapatkan pekerjaan yang layak di bidang yang berkaitan dengan STEM. “Pengembangan web selalu menjadi minat saya. Program pelatihan ini telah mengajari saya aplikasi baru seperti Laravel yang telah memperkuat keterampilan pengembangan web saya,” kata Sabrina.

Dia juga memiliki impian baru membuat aplikasi yang komprehensif untuk melakukan penjualan secara elektronik. “Program pelatihan ini mendorong terciptanya target baru sesuai dengan minat saya. Aplikasi tersebut akan mencakup sistem yang mengelola dan memastikan semua jenis pembelian dan transaksi,” tambahnya.

Pengembangan web selalu menjadi minat saya. Program pelatihan ini telah mengajari saya aplikasi baru seperti Laravel yang telah memperkuat keterampilan pengembangan web saya."

Sabrina Syaugi
Berbeda dengan Nurul dan Sabrina, Muflikhah sudah mencicipi pekerjaan terkait sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM). Dia bekerja sebagai pengembang situs web setelah lulus dari jurusan informatika, Universitas Amikom, Yogyakarta, pada 2019. Program pelatihan tersebut menginspirasi dia untuk menjadi seorang mentor, mendorong lebih banyak perempuan untuk memasuki bidang terkait STEM.

“Semakin banyak perempuan harus menjadi bagian dari bidang dan pekerjaan terkait STEM, terutama mengingat partisipasi perempuan masih jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki. Karenanya saya bercita-cita menjadi mentor dan memberikan program pelatihan terkait teknologi bagi perempuan. Perempuan juga harus menjadi bagian dari kemajuan teknologi,” tandasnya.

Keterampilan lunak sebagai keterampilan abad ke-21

Muflikhah Isna Nur Aini
Selain ketrampilan teknis, ketiga peserta—Nurul, Sabrina dan Muflikhah—mengaku bahwa program pelatihan ini telah meningkatkan kemampuan komunikasi dan keinginan untuk terus belajar. “Saya sekarang lebih percaya diri dalam bergaul dengan orang-orang baru,” kata Sabrina, sementara Nurul mengatakan,“Awalnya saya merasa beberapa materi pelatihan itu sulit, namun tantangan ini justru memotivasi saya untuk berjuang dan mengeksplorasi banyak kemungkinan.”

Kami juga belajar bahwa keterampilan lunak ini merupakan kunci bagi untuk menjadi tangguh dan profesional."

Muflikhah Isna Nur Aini
Mereka juga sepakat bahwa kreativitas, kemandirian dan kedisiplinan merupakan salah satu perangkat keterampilan lunak yang membuat mereka semakin percaya diri menghadapi masa depan. Muflikhah berbagi pengalamannya saat para peserta diharuskan menyelesaikan tugas secara mandiri dalam durasi waktu tertentu.

“Kami ditugaskan untuk menyelesaikan tugas dengan berbagai fitur dan menggunakan pelantar dengan tingkat kesulitan tertinggi dalam waktu singkat. Pada saat yang sama kami juga belajar bagaimana menjadi kreatif, mandiri dan fokus. Kami juga belajar bahwa keterampilan lunak ini merupakan kunci bagi untuk menjadi tangguh dan profesional,” tuturnya.

Itulah mengapa kami juga terfokus pada penguatan keterampilan lunak para peserta dalam pelatihan pengembangan web. Keterampilan ini banyak diminati karena semakin banyaknya pekerjaan yang tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis tetapi juga keterampilan lunak yang tidak dapat digantikan oleh teknologi."

Siska Oetami, pendiri Clevio Coder Camp
Siska Oetami, pendiri Clevio Coder Camp, mengakui tantangan dalam mempersiapkan lulusan siap kerja di abad 21 terkait dengan pengembangan keterampilan lunak. termasuk kemampuan untuk terus belajar dan menghasilkan inovasi, kreativitas, pemikiran kritis, komunikasi dan kolaborasi serta tanggung jawab.

“Itulah mengapa kami juga terfokus pada penguatan keterampilan lunak para peserta dalam pelatihan pengembangan web. Keterampilan ini banyak diminati karena semakin banyaknya pekerjaan yang tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis tetapi juga keterampilan lunak yang tidak dapat digantikan oleh teknologi,” ungkapnya.

Sejalan dengan itu, Samuel Lauw, CEO Axioo yang juga merupakan perwakilan industri, mengatakan bahwa industri saat ini cenderung lebih terfokus pada keterampilan lunak. Keterampilan lunak juga merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan perubahan baru. “Keterampilan lunak seperti kemauan untuk belajar misalnya merupakan keterampilan dasar yang membuat manusia selalu mendahului kecerdasan buatan dan otomasi,” pungkasnya.

Kegiatan ini dilakukan oleh ILO melalui Program Kesiapan dan Pengembangan Tenaga Kerja Perempuan dalam STEM, didanai oleh JP Morgan Chase Foundation, yang bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan non-teknis dan teknis terkait STEM, kemampuan kerja dan kepemimpinan.bagi perempuan di Thailand, Indonesia dan Filipina.