Saling percaya menjadi kunci peningkatan produktivitas di tempat kerja
ILO memfasilitasi dialog bipartit dalam rangka membangun kerja sama pekerja-manajemen yang baik yang mengarah pada peningkatan produktivitas di tingkat perusahaan.

Selain hubungan kerja yang baik, perusahaan juga perlu memiliki model indikator yang dapat mengukur produktivitas perusahaan, riwayat data awal untuk membandingkan kinerja dan target yang dapat dikelola."
M. Fachrurrozi, Direktur Pengembangan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan
“Manajemen akan dapat memfasilitasi hubungan kerja yang baik dengan pekerja, sedangkan serikat pekerja berperan memberikan masukan dan dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas. Selain hubungan kerja yang baik, perusahaan juga perlu memiliki model indikator yang dapat mengukur produktivitas perusahaan, riwayat data awal untuk membandingkan kinerja dan target yang dapat dikelola,” ujarnya.
Kuncinya adalah rasa saling percaya dan menetapkan produktivitas sebagai tujuan bersama. Jika tercapai, kedua belah pihak pasti akan menikmati keuntungannya."
Siti Junaedah, Direktur Persyaratan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan
“Untuk membahas produktivitas dalam perundingan bersama, kedua belah pihak perlu memahami definisi dan prinsip dasar produktivitas, memiliki komitmen yang sama untuk menaikkan produktivitas dan saling berkomunikasi untuk meningkatkannya. Kuncinya adalah rasa saling percaya dan menetapkan produktivitas sebagai tujuan bersama. Jika tercapai, kedua belah pihak pasti akan menikmati keuntungannya,” ungkapnya.
Sepakat dengan hal tersebut, Arun Kumar, Spesialis Perundingan Bersama dan Dialog Sosial ILO, mengingatkan kedua belah pihak bahwa produktivitas di tempat kerja tidak hanya meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya produksi, namun juga dapat meningkatkan daya saing perusahaan serta meningkatkan nilai tambah. Ini, pada gilirannya, akan mengarah pada produktivitas yang lebih tinggi yang menciptakan kondisi terjaminnya keamanan kerja dan kemampuan perusahaan untuk membayar upah riil yang lebih tinggi.
Menghilangkan hambatan untuk meningkatkan produktivitas
Selama dialog, perwakilan manajemen dan pekerja secara terbuka membahas persoalan-persoalan yang mereka miliki. Dari sisi manajemen, kurangnya motivasi dan kapasitas pekerja serta ketidakpuasan merupakan penghambat utama dalam peningkatan produktivitas. Sementara pekerja mengidentifikasi kurangnya transparansi, kesempatan pelatihan dan peraturan kerja yang konsisten.Manajemen puncak harus berkomitmen untuk berinvestasi dalam memodernisasi tempat kerja dan memperluas tersedianya modal; sementara pekerja harus berkomitmen pada tujuan perusahaan dan beralih dari 'konflik dan keinginan mengendalikan' menjadi 'saling percaya dan kolaborasi'. Untuk itu, kedua belah pihak perlu saling mengubah perilaku dan membangun etos kerja di perusahaan."
Arun Kumar, Spesialis Perundingan Bersama dan Dialog Sosial ILO
Sebagai penutup, Arun mengingatkan para peserta tentang pentingnya komitmen dari kedua belah pihak. “Manajemen puncak harus berkomitmen untuk berinvestasi dalam memodernisasi tempat kerja dan memperluas tersedianya modal; sementara pekerja harus berkomitmen pada tujuan perusahaan dan beralih dari 'konflik dan keinginan mengendalikan' menjadi 'saling percaya dan kolaborasi'. Untuk itu, kedua belah pihak perlu saling mengubah perilaku dan membangun etos kerja di perusahaan,” pungkasnya.
Sebagai tindak lanjutnya, Direktorat Pengembangan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan akan menyelenggarakan kegiatan pelatihan tentang penggunaan alat, teknik dan metode produktivitas serta penerapannya dalam operasi produksi harian perusahaan pada awal April. Sementara itu, perusahaan yang berpartisipasi juga berkomitmen untuk memperbarui cara mereka melakukan perundingan bersama dengan mencoba mewujudkan rasa saling memahami dan mengintegrasikan masalah produktivitas ke dalam masalah ketenagakerjaan lainnya.