COVID-19: Mendukung perusahaan, pekerjaan dan pendapatan
Bertahan di tengah pandemi COVID-19 dengan pemasaran dan bisnis daring
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang paling terdampak berat oleh pandemi COVID-19 yang terus menekan perekonomian di berbagai negara. Program pelatihan pemasaran dan media sosial SCORE ILO membantu upaya para pelaku UMKM membangkitkan kembali bisnis mereka

Sejumlah perusahaan telah melakukan diversifikasi produk dan lainnya mengalihkan usaha mereka menjadi usaha daring. Perusahaan membutuhkan dukungan dalam mengadaptasi model dan operasional usaha ‘setelah corona."
Januar Rustandie, Manajer Program Kesinambungan Daya Saing dan Tanggung Jawab Perusahaan (SCORE) ILO di Indonesia
Sebanyak 40 UMKM dari berbagai daerah, termasuk Jawa, Bali, dan Lombok, turut berpartisipasi dalam program yang berlangsung selama tiga bulan dari bulan April hingga Juni 2020. Para pelaku UMKM yang mengikuti pelatihan virtual ini pernah mengikuti pelatihan program SCORE ILO untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka. Mereka pun telah mengenal metode pelatihan yang diberikan yang mendorong BEDO untuk memberikan pendampingan dalam program pelatihan ini. .
Tiga dari empat peserta mencatat penurunan omset usaha sebesar 30 hingga 90 persen. Salah satu UMKM yang mencatat kemerosotan penghasilan yang tajam adalah Godho Batik dari Banyuwangi, Jawa Timur, yang melayani pesanan baju custom-made, dari Rp 65 juta menjadi Rp 9 juta akibat berkurangnya jumlah pesanan.

“Konsultasi secara perorangan memungkinkan para pelatih untuk memperhatikan tantangan-tantangan yang dihadapi masing-masing UMKM secara spesifik dan memberikan saran yang dapat diaplikasikan terhadap produk masing-masing,” ujar Januar.
Sebanyak 17 orang pelatih ILO SCORE ikut terlibat dalam program konsultasi perorangan ini dengan berbagai topik, mulai dari inovasi produk dan segmentasi pasar, pembukuan, kebersihan dan K3, kerja sama dan pembagian informasi, pemasaran secara daring, serta foto produk yang menarik.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan atas pemasaran daring yang terus meningkat, program pelatihan juga menyediakan kelas-kelas daring yang membahas kiat-kiat menggunakan media sosial secara optimal untuk mendorong penjualan dan memperluas pasar.
Hanya 35 persen dari seluruh UMKM yang berpartisipasi yang telah memasarkan produknya secara daring, sementara peserta lainnya belum benar-benar melakukan pemasaran secara daring atau bahkan belum melakukannya sama sekali.
Usai pelatihan, 87 persen dari UMKM yang terlibat mencatat peningkatan omset sebesar 100 hingga 600 persen, sementara 23 persen telah menambah jumlah pekerja. Penerapan pemasaran digital juga telah membantu para UMKM menjaring pelanggan baru, mendata calon pelanggan serta memperluas pasar sebesar 21 persen.
Perusahaan mainan edukasi anak-anak dari Malang, Popatoy, telah menikmati peningkatan omset setelah beralih ke strategi pemasaran daring. Perusahaan ini mencatat peningkatan omset sebesar dua kali lipat, dari Rp 8 juta menjadi Rp 16 juta."
Sementara perusahaan mainan edukasi anak-anak dari Malang, Popatoy, telah menikmati peningkatan omset setelah beralih ke pemasaran daring. Pemilik Popatoy, Anisa Aprilia, mengakui telah mencatat peningkatan omset sebesar dua kali lipat, dari Rp 8 juta menjadi Rp 16 juta. Ia bahkan merekrut dua pekerja tambahan dan meningkatkan jumlah reseller dari 15 menjadi 18 orang.
“Dari program ini, kami menyadari bahwa kami perlu lebih banyak membahas topik pemasaran, termasuk penyesuaian yang tepat bagi pelanggan di tengah pandemi, seleksi produk serta strategi pemasaran yang adaptif terhadap kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” pungkas Januar.