COVID-19: Mempromosikan pengembangan keterampilan

Indonesia bergerak menuju pelatihan daring

Pandemi COVID-19 dan berbagai tindakan pembatasan telah mengakibatkan penutupan lembaga pendidikan dan pelatihan teknis serta vokasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, yang mengancam kelangsungan pengembangan keterampilan.

News | Jakarta, Indonesia | 07 September 2020
Survei terhadap lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi, yang dilakukan bersama oleh ILO, UNESCO dan Bank Dunia, mengungkapkan bahwa hampir 70 persen pelajar di dunia terkena dampak penutupan sekolah di semua tingkatan pendidikan. Akibatnya, pelatihan jarak jauh telah menjadi cara yang paling umum untuk menyampaikan keterampilan, kendati disertai kesulitan yang cukup besar, antara lain terkait penyesuaian kurikulum, kesiapan peserta pelatihan dan pelatih, konektivitas atau proses penilaian dan sertifikasi.

Untuk mempercepat penyesuaian pembelajaran jarak jauh dan digital bagi lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi Indonesia, ILO bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia di Jakarta menyelenggarakan sepuluh webinar dengan tema: “Merancang dan Menyampaikan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi”. Webinar ini bertujuan untuk mendukung transisi Indonesia ke modalitas daring dan belajar dari pengalaman Australia yang telah berhasil mengintegrasikan pembelajaran dan pelatihan daring ke dalam sistem pendidikan dan pelatihan vokasinya.

Rangkaian webinar ini diakhiri dengan umpan balik dan masukan dari para peserta yang mengidentifikasi lima topik untuk pembahasan lebih lanjut: 1. Pengembangan keterampilan pedagogi untuk instruktur; 2. Kebijakan yang diperlukan untuk pengembangan dan penyampaian pendidikan dan pelatihan vokasi secara daring; 3. Sistem pembelajaran vokasi secara daring; 4. Penggunaan teknologi baru; dan 5. Penilaian serta sertifikasi yang efektif."

Berbagai narasumber dari lembaga Pendidikan Teknis dan Lanjutan (TAFE) di seluruh Australia, bersama dengan sejumlah praktisi pendidikan dan pelatihan vokasi dan pembelajaran digital dari Indonesia, berbagi keahlian dan pengalaman mereka kepada lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi, akademisi dan pemangku kepentingan lainnya di Indonesia.

Rangkaian webinar mingguan ini dilakukan dari pertengahan Juni hingga pertengahan Agustus 2020, menjangkau rata-rata 200 peserta dengan partisipasi perempuan dan laki-laki dari 29 provinsi yang berimbang untuk setiap webinar. Hingga saat ini, rangkaian webinar ini masih menarik minat para pemangku kepentingan dengan jumlah pemirsa yang menonton via saluran YouTube mencapai lebih dari 1.000 orang per sesinya.

Rangkaian webinar ini diakhiri dengan umpan balik dan masukan dari para peserta yang mengidentifikasi lima topik untuk pembahasan lebih lanjut: 1. Pengembangan keterampilan pedagogi untuk instruktur; 2. Kebijakan yang diperlukan untuk pengembangan dan penyampaian pendidikan dan pelatihan vokasi secara daring; 3. Sistem pembelajaran vokasi secara daring; 4. Penggunaan teknologi baru; dan 5. Penilaian serta sertifikasi yang efektif.

Sepuluh sesi webinar

Sesi satu: Sistem pembelajaran vokasi daring

 
Sesi ini menyajikan kebijakan yang diperlukan untuk pengembangan dan penyampaian pendidikan dan pelatihan vokasi secara daring di suatu negara. Sesi ini juga mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengembangkan dan memperkuat sistem pembelajaran daring.

Sesi dua: Pendidikan dan pelatihan vokasi tatap muka versus daring


Sesi ini membahas tentang pembelajaran jarak jauh secara daring, campuran dan luring serta keterlibatan industri dalam proses pembelajaran. Sesi ini juga membahas tentang penyelenggaraan sesi pembelajaran luring yang diperlukan untuk keterampilan praktis dan psikomotorik, sesuai dengan protokol kesehatan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Sesi tiga: Panduan dan standar penyedia pendidikan dan pelatihan vokasi daring


Sesi ini menggarisbawahi pedoman dan standar bagi penyelenggara pembelajaran jarak jauh. Ini termasuk mekanisme dukungan bagi guru, interaksi antar siswa, komposisi konten dan fasilitasi kegiatan pembelajaran.

Sesi empat: Menyiapkan pendidikan dan pelatihan vokasi daring


Sesi ini membahas tentang desain dasar sistem pendidikan dan pelatihan vokasi dan persyaratan biayanya. Beberapa solusi dibahas untuk menjawab permasalahan yang dihadapi sebagian besar peserta belajar seperti koneksi internet dan peralatan yang dibutuhkan.

Sesi lima: Merancang materi pendidikan dan pelatihan vokasi daring


Sesi ini memberikan langkah-langkah untuk merancang dan membuat materi pembelajaran daring yang efektif. Berbagai langkah disajikan mulai dari analisis penyampaian daring, mempersiapkan siswa untuk sesi daring, hingga penggunaan materi video/audio.

Sesi enam: Penggunaan teknologi baru


Sesi ini berbicara tentang pemanfaatan teknologi baru dalam penyampaian pendidikan dan pelatihan vokasi daring. Video dianggap sebagai teknologi paling populer yang dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Sesi ini juga menyoroti aksesibilitas kursus dan materi pembelajaran hingga penggunaan ponsel pintar.

Sesi tujuh: Pemanfaatan realitas virtual sebagai alat penyampaian pelatihan daring


Sesi ini membahas tentang penggunaan teknologi virtual dan realitas tertambah (augmented reality). Mempertimbangkan biaya dan literasi digital pengguna, sesi ini juga merekomendasikan aplikasi yang mudah digunakan seperti google street view, aplikasi berbagi foto google 360 dan sebagainya.

Sesi delapan: Pengembangan keterampilan pedagogi untuk instruktur daring


Sesi ini memaparkan pengembangan profesional instruktur pendidikan dan pelatihan daring, termasuk bagaimana meningkatkan keterampilan pedagogi, memotivasi dan memantau kemajuan peserta belajar. Sesi ini mengidentifikasi tiga langkah yang dapat mendukung instruktur: meningkatkan keterampilan, memberikan dukungan berkelanjutan dan mendukung transisi ke era normal baru.

Sesi sembilan: Penilaian keterampilan melalui pembelajaran daring di bidang pariwisata dan perhotelan


Sesi ini membicarakan tentang penilaian dan sertifikasi yang terfokus pada sektor perhotelan. Sesi ini juga berbagi tentang penerapan pembelajaran terpadu yang melibatkan industri perhotelan, demo praktis dan interaksi melalui konferensi video.

Sesi sepuluh: Mengatasi kesenjangan literasi digital


Sesi ini diakhiri dengan membahas kesenjangan literasi dan aksesibilitas digital di pendidikan dan pelatihan vokasi daring. Sesi ini menyoroti pentingnya peningkatan literasi digital bagi instruktur dan peserta belajar serta langkah-langkah untuk mempercepat transformasi digital.