COVID-19: Mempromosikan pengembangan keterampilan

Instruktur pendidikan dan pelatihan vokasi Indonesia bergeser dari pelatihan luring ke daring

Transformasi digital pusat pendidikan dan pelatihan vokasi Indonesia tidak terelakkan. ILO dan Kementerian Ketenagakerjaan membangun keterampilan digital dari para instruktur dalam menyiapkan dan memberikan pelatihan daring.

News | Jakarta, Indonesia | 26 August 2020
Pelatihan tatap muka di salah satu pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia
Teknologi digital telah banyak mengubah jenis keterampilan yang dibutuhkan dalam bekerja dan kehidupan. Pandemi COVID-19 saat ini pun telah mempercepat kebutuhan akan pengajaran dan pembelajaran daring. Lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi publik, yang dirancang untuk menyiapkan para siswa terhadap dunia kerja saat ini dan masa depan, harus memanfaatkan teknologi baru semaksimal mungkin dan bergeser dari pelatihan tatap muka ke pembelajaran digital dan daring.

Pemerintah saat ini dalam proses menyusun peraturan mengenai pelaksanaan pelatihan daring di lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi guna mempercepat transformasi."

Surya Lukita Warman, Sekretaris Jenderal untuk Produktivitas dan Pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan
ILO bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan Skilvul, penyelenggara pelatihan daring, menyelenggarakan program pelatihan mengenai pembuatan dan pelaksanaan pelatihan daring bagi para instruktur informasi, komunikasi dan teknologi (ITK) dan instruktur non-ITK dari lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi publik dan komunitas di seluruh negeri untuk mempersiapkan kapasitas dan kemampuan mereka memberikan pelatihan daring.

Pandemi COVID-19 memberikan kita peluang untuk mempercepat transformasi digital dari pendidikan dan pelatihan vokasi Indonesia yang akan membantu banyak kaum muda Indonesia mendapatkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk dunia kerja."

Michiko Miyamoto, Direktur ILO di Indonesia
Surya Lukita Warman, Sekretaris Jenderal untuk Produktivitas dan Pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan, menyoroti pentingnya pelatihan daring dan peran para insturktur dalam mempersiapkan angkatan kerja yang kompeten di negeri ini. “Pemerintah saat ini dalam proses menyusun peraturan mengenai pelaksanaan pelatihan daring di lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi guna mempercepat transformasi,” ujarnya.

Senada, Michiko Miyamoto, Direktur ILO di Indonesia, menekankan peran kunci para instruktur dalam memastikan kualitas program pembelajaran pendidikan dan pelatihan vokasi. “Pandemi COVID-19 memberikan kita peluang untuk mempercepat transformasi digital dari pendidikan dan pelatihan vokasi Indonesia yang akan membantu banyak kaum muda Indonesia mendapatkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk dunia kerja.”

Mempersiapkan instruktur bergeser dari pelatihan luring ke daring

Program pelatihan ini bertujuan membangun kapasitas instruktur pendidikan dan pelatihan vokasi dalam mengembangkan dan memberikan pelatihan daring, mempercepat transisi kepada pelatihan daring dan mendukung pengembangan rencana aksi dan strategi yang membantu pergeseran dari program pelatihan luring ke daring.

Sebanyak 60 instruktur dari 50 pendidikan dan pelatihan vokasi di 21 provinsi berpartisipasi dalam program pelatihan, yang diadakan dari Juni hingga Juli 2020. Mereka terpilih dari 1.097 pendaftar dari seluruh penjuru negeri dan mengikuti hampir 80 jam pelatihan yang terbagi dalam dua tahap: pelatihan koding dasar dengan metode pembelajaran gabungan dan lokakarya daring mengenai fasilitasi, pendampingan dan pengembangan pelatihan.

Selama tahap pertama, para instruktur terpilih berpartisipasi dalam perpaduan webinar dan pembelajaran mandiri daring selama 3 minggu melalui skilvul.com di mana mereka mendapatkan akses ke HTML, CSS, Javascript dan pelatihan Pengembangan Situs dasar. Ini merupakan pelatihan teknis yang menjadi “bonus” karena tujuan utama dalam tahap ini adalah memberikan para instruktur pengalaman dan peluang mengeksplorasi pelatihan daring yang tersedia sebagai inspirasi saat mengembangkan platform pembelajaran daring untuk lembaga mereka.

Setelah tahap pertama selesai, para peserta dibagi menjad dua kelompok guna mengikuti tahap interaktif kedua selama empat hari, yang terfokus pada fasilitasi dan pendampingan. Pada hari pertama, mereka belajar mengenai fasilitasi dan perjalanan pembelajaran. Mereka belajar bagaimana berkomunikasi dengan efektif dan mempersiapkan sesi pembelajaran mereka dengan cara menarik dan informatif.

Sebanyak 60 instruktur dari 50 pendidikan dan pelatihan vokasi di 21 provinsi berpartisipasi dalam program pelatihan, yang diadakan dari Juni hingga Juli 2020. Mereka terpilih dari 1.097 pendaftar dari seluruh penjuru negeri dan mengikuti hampir 80 jam pelatihan yang terbagi dalam dua tahap: pelatihan koding dasar dengan metode pembelajaran gabungan dan lokakarya daring mengenai fasilitasi, pendampingan dan pengembangan pelatihan."

Berdasarkan apa yang mereka pelajari sebelumnya, pada hari kedua, mereka ditugaskan untuk mengembangkan isi pelatihan daring dan memberikan sesi pelatihan mempergunakan Google Classroom. Masing-masing Google Classroom dipaparkan pada hari ketiga dalam simulasi pelatihan daring dan mendapatkan masukan dari para peserta lainnya.

Di hari terakhir, para peserta bekerja sama mencari solusi untuk menjawab tantangan yang dihadapi dalam mentransformasi pelatihan daring di lembaga mereka. Solusi-solusi ini menjadi kunci dari Rencana Aksi yang mereka kembangkan, yang merinci strategi dalam mentransformasi pelatihan lembaga mereka dari luring menjadi daring.

Memberikan peluang lebih besar bagi perempuan

Belajar digital dari rumah oleh siswa (c) ILO/P. Wanichupatumkul
Pelatihan bagi para instruktur pendidikan dan pelatihan vokasi untuk mentransformasi pembelajaran luring mereka menjadi daring merupakan kontribusi dari Proyek Perempuan dalam STEM untuk mengembangkan kapasitas para instruktur di tingkat lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi yang menjadi aktor kunci dalam mempersiapkan siswa, termasuk siswa peremuan, menjadi terampil dan siap bekerja.

Pergeseran dari pembelajaran luring ke daring akan memberikan peluang dan akses yang lebih besar bagi perempuan terhadap program pelatihan, khususnya program pelatihan TIK."

Navitri Putri Guillaume, Staf Proyek Perempuan dalam STEM ILO
“Pergeseran dari pembelajaran luring ke daring akan memberikan peluang dan akses yang lebih besar bagi perempuan terhadap program pelatihan, khususnya program pelatihan TIK. ILO melalui proyek Perempuan dalam STEM terfokus pada peningkatan kepesertaan perempuan dalam berbagai bidang terkait sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM) mengingat mereka berisiko tinggi kehilangan pekerjaan akibat automatisasi,” kata Navitri Putri Guillaume, Staf Proyek Perempuan dalam STEM ILO.

Program pelatihan ini dilakukan oleh ILO melalui Program Kesiapan dan Pengembangan Pekerja Perempuan dalam STEM. Didanai oleh J.P. Morgan Chase Foundation, program ini bertujuan memberikan perempuan keterampilan teknis dan non-teknis penting yang dapat membantu perempuan mendapatkan pekerjaan yang berkualitas dan mendukung kemajuan karier perempuan, khususnya di bidang teknologi informasi.