COVID-19: Mendukung perusahaan, pekerjaan dan pendapatan

Memastikan kelangsungan bisnis UKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia

Aktor-aktor utama ketenagakerjaan Indonesia membahas langkah-langkah dan program yang dapat membantu usaha kecil dan menengah (UKM) memastikan keberlanjutan usaha mereka berdasarkan temuan kunci dari survei perusahaan terbaru ILO. UKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

News | Jakarta, Indonesia | 08 June 2020
Toko buah moderen di Jakarta selama pandemi COVID-19 (c) ILO/W. Adhi
Perusahaan dan lapangan pekerjaan di Indonesia sangat terdampak oleh wabah COVID-19. Survei perusahaan ILO baru-baru ini mengungkapkan bahwa sebagian besar usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia telah dipaksa untuk menutup usaha mereka, baik secara sementara maupun permanen, karena COVID-19.

Dua dari tiga perusahaan yang disurvei di Indonesia telah menghentikan sementara operasi bisnis mereka baik secara sementara maupun permanen. Pendapatan perusahaan pun terpangkas. Lebih dari seperempat perusahaan mengalami kehilangan pendapatan lebih dari setengah."

Januar Rustandie, Manajer Proyek ILO SCORE Indonesia
“Dua dari tiga perusahaan yang disurvei di Indonesia telah menghentikan sementara operasi bisnis mereka baik secara sementara maupun permanen. Pendapatan perusahaan pun terpangkas. Lebih dari seperempat perusahaan mengalami kehilangan pendapatan lebih dari setengah,” kata Januar Rustandie, Manajer Proyek ILO SCORE Indonesia, mengungkapkan temuan-temuan utama dari Program Dukungan untuk Perusahaan yang Kompetitif dan Bertanggung Jawab (SCORE) ILO di Indonesia, yang mencakup 571 perusahaan pada April 2020.

Januar, bersama dengan Ahmad Dading Gunadi, Direktur UKM dan Pengembangan Kerja Sama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Jeff Kristianto, Manajer Program Organisasi Pengembangan Ekspor dan Bisnis (BEDO), membahas tentang keberlanjutan usaha dan upaya membangun kembali serta memperkuat ekonomi nasional dan di saat yang sama mematuhi protokol kesehatan yang diperlukan selama dan setelah pandemi. Diselenggarakan bersama oleh ILO dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta pada 3 Juni, diskusi ini diikuti 1.270 peserta dengan mayoritas di antaranya adalah para jurnalis nasional.

Januar mengungkapkan bahwa 90 persen perusahaan yang disurvei telah mengalami masalah keuangan dan 63 persen memilih untuk mengurangi tenaga kerja mereka. Beberapa perusahaan sedang mempertimbangkan untuk melakukan hal yang sama agar dapat bertahan. Perusahaan melakukan berbagai upaya untuk bertahan sehingga sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah.

“Beberapa perusahaan mendiversifikasi produk dan layanan sementara yang lainnya berupaya mengalihkan usaha mereka secara daring. Perusahaan membutuhkan dukungan pemerintah tidak hanya dalam arus kas untuk bertahan, tetapi juga upaya menyesuaikan model bisnis dan operasi 'pascacorona'," tambah Januar.

Mendukung UKM agar dapat mempertahankan usaha mereka

Menanggapi kebutuhan mendesak UKM agar dapat bertahan dari pandemi, Ahmad Dading Gunadi menjelaskan lima program utama pemerintah yang telah dikembangkan untuk membantu UKM. "Fokus utama kami sekarang adalah terus memberikan bantuan keuangan kepada UKM dan menjembatani proses penyesuaian atau transformasi," katanya.

Fokus utama kami sekarang adalah terus memberikan bantuan keuangan kepada UKM dan menjembatani proses penyesuaian atau transformasi."

Ahmad Dading Gunadi, Direktur UKM dan Pengembangan Kerja Sama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
Kelima program utama ini meliputi restrukturisasi kredit, pelonggaran pajak, bantuan sosial, subsidi dan keringanan pinjaman serta stimulus untuk bantuan dana darurat. Selain itu, pemerintah akan memfasilitasi usaha kecil untuk membangun kemitraan dengan perusahaan e-dagang, yang memungkinkan mereka memanfaatkan model bisnis daring sehingga akhirnya berhasil melewati krisis.

Sementara itu, Jeff Kristianto memberikan beberapa kiat bisnis bagi UKM agar dapat bertahan dari pandemi. Sebagai penyedia pelatihan untuk UKM, BEDO memberikan beberapa bantuan kepada UKM. “Ini bukan krisis pertama kami, UKM telah melewati banyak krisis. Meskipun UKM rentan terhadap krisis, sebagian besar pengusaha mengatakan kepada kami bahwa mereka siap untuk membangun kembali bisnis mereka dan mengadopsi strategi bisnis baru,” ungkap Jeff.

Selama situasi sulit seperti ini, penting bagi manajemen untuk bersikap transparan dan membuka dialog dengan pekerja mereka sehingga dapat mengembangkan strategi bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak."

Jeff Kristianto, Manajer Program Organisasi Pengembangan Ekspor dan Bisnis (BEDO)
Strategi utama yang ditawarkan BEDO termasuk kebutuhan UKM untuk merundingkan kondisi keuangan mereka dengan bank, pembeli dan pemasok, meminimalkan pengeluaran dengan memeriksa biaya secara hati-hati, terfokus pada penjualan produk dengan tanggal kedaluwarsa pendek dan memperluas segmen pasar mereka dengan beralih dari orientasi ekspor ke pasar lokal dan dari penjualan luring ke daring.

“Penting juga untuk menjaga komunikasi tempat kerja yang baik antara manajemen dan pekerja. Selama situasi sulit seperti ini, penting bagi manajemen untuk bersikap transparan dan membuka dialog dengan pekerja mereka sehingga dapat mengembangkan strategi bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak,” seru Jeff.

Memahami pentingnya kerja sama di tempat kerja, Maria Satiaputri, pemilik dan CEO dari Spa Factory Bali yang mendapatkan pelatihan SCORE, berbagi tentang bagaimana perusahaannya telah beradaptasi untuk memenuhi tantangan baru dengan membangun kerja sama di tempat kerja antara pekerja dan manajemen. “Pandemi ini sangat memengaruhi bisnis kami dan telah mengurangi penghasilan kami hingga 80 persen. Menerapkan apa yang kami pelajari dari program SCORE, kami mengumpulkan semua pekerja dan secara transparan mendiskusikan tantangan yang kami hadapi dalam upaya mempertahankan bisnis kami,” kata Maria.

Bersama-sama mereka mencoba menemukan solusi dengan memusatkan pada produk yang memiliki permintaan tinggi dan sepakat untuk mengubah strategi pemasaran dari pemasaran korporat ke ritel dan dari pasar berorientasi ekspor ke lokal. “Kami fokus pada produk pembersih tangan dan kami menerima dukungan yang baik dari semua pekerja yang bertindak sebagai penjual kembali produk ini. Alhasil, kami tidak pernah menghentikan operasi dan bahkan mampu mempertahankan operasi penuh perusahaan hingga sekarang,” tambah Maria.

 

Memastikan kelangsungan usaha

Kita perlu terus memperkuat dialog di antara para pelaku usaha, meningkatkan pasar lokal dan, yang paling penting, meminta bantuan dari pemerintah sehingga kita dapat memperkuat ekonomi sambil memastikan protokol kesehatan."

Ronald Walla, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk UKM
Memastikan kelangsungan usaha menjadi sorotan utama bagi pengusaha dan pekerja. Dari perspektif pengusaha, Ronald Walla, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk UKM, menekankan pentingnya berbagi informasi di antara UKM di semua tingkatan — nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. "Kita perlu terus memperkuat dialog di antara para pelaku usaha, meningkatkan pasar lokal dan, yang paling penting, meminta bantuan dari pemerintah sehingga kita dapat memperkuat ekonomi sambil memastikan protokol kesehatan."

Dari perspektif pekerja, Helmy Salim, pengurus serikat pekerja dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), menyoroti pentingnya dialog sosial antara pekerja dan pengusaha untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan dalam hal upah, usaha dan kelangsungan pekerjaan, manajemen keselamatan dan sebagainya. “Serikat pekerja merupakan mitra pengusaha. Melalui dialog kita dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak sembari memastikan kelangsungan usaha."

Serikat pekerja merupakan mitra pengusaha. Melalui dialog kita dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak sembari memastikan kelangsungan usaha."

Helmy Salim, pengurus serikat pekerja dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI)
SCORE ILO Indonesia telah mengembangkan modul pelatihan baru yang disebut program Rencana Kelangsungan Usaha SCORE (SCORE BCP) untuk membantu UKM menjaga kelangsungan usaha mereka. Program ini akan dilakukan bersama dengan BEDO, Universitas Parahyangan Bandung dan Semut Management Indonesia (SMI), dengan fokus pada perubahan yang diperlukan, penilaian risiko, keuangan dan arus kas, digitalisasi dan adaptasi dengan normal baru.

“UKM merupakan tulang punggung perekonomian negara. Melalui program modul pelatihan ini, kami berharap dapat digunakan untuk melanjutkan usaha dan pada saat yang sama menjaga produktivitas dan daya saing UKM. Dan bekerja melalui kolaborasi dengan kementerian terkait, organisasi pengusaha dan pekerja serta mitra swasta dan organisasi pendidikan, kami berharap program ini dapat disebarluaskan dan diperluas secara nasional,” tambah Januar.