COVID-19: Melindungi pekerja di tempat kerja

Kampanye media sosial promosikan dialog sosial dan K3 di industri garmen selama pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 sangat berdampak pada industri garmen dan rantai pasokannya. Program ILO/IFC Better Work Indonesia (BWI) melakukan kampanye advokasi dan peningkatan kesadaran untuk mempromosikan solusi yang saling menguntungkan bagi manajemen dan pekerja mengenai masalah terkait upah, tunjangan serta keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

News | Jakarta, Indonesia | 17 June 2020
Pekerja garmen
Sekitar 111 pabrik garmen berorientasi ekspor di bawah program Better Work Indonesia (BWI), yang mempekerjakan lebih dari 128.000 pekerja, terkena dampak pandemi COVID-19. Perhatian utama manajemen adalah kelangsungan bisnis; sementara pekerja mengkhawatirkan upah dan kesejahteraan, pekerjaan dan situasi kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.

Memahami pentingnya masalah ini, program BWI telah mengembangkan dua video infografis yang memberikan informasi tentang upah dan pencegahan pemutusan hubungan kerja di tengah pandemi serta panduan khusus mengenai parameter K3 khusus untuk era “normal baru” di tempat kerja. Ini merupakan bagian dari kampanye yang mempromosikan dialog sosial, kerja sama di tempat kerja dan penerapan K3.

Satu video infografis ini terfokus pada upaya menghindari praktik tidak ada pekerjaan tidak dibayar (no work no pay) sementara video kedua menekan pada upaya mencegah pemutusan hubungan kerja - dua praktik yang banyak terjadi dalam kondisi saat ini. Video dan panduan infografis ini memadukan beragam animasi yang dengan cara menarik menjelaskan permasalahan ketenagakerjaan yang penting di masa yang sulit ini.



Video dan panduan ini menyoroti peraturan terkait yang dikeluarkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan dalam mendukung kelangsungan bisnis selama pandemi seraya menghormati hak dan keselamatan serta kesehatan di tempat kerja. Video-video ini juga mempromosikan pentingnya dialog sosial antara pengusaha dan pekerja guna mencegah perselisihan industrial dan untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Kampanye media sosial bagi industri garmen

Kegiatan ini juga memungkinkan kami berinteraksi langsung dengan para narasumber. Selain itu, fitur pengiriman pesan langsung memberikan respons cepat saat kami memiliki sejumlah persoalan tentang norma ketenagakerjaan dan penerapan K3."

Suhendra Febriano, seorang pekerja PT Shoetown Ligung Indonesia
Guna semakin melibatkan sebanyak mungkin pekerja dan pemangku kepentingan yang lebih luas, program BWI ILO menggelar kegiatan media sosial melalui siaran langsung di Instagram (IG) dengan menghadirkan narasumber yang relevan seperti perwakilan Kementerian Ketenagakerjaan, pakar dan perwakilan dari pabrik. Interaksi mingguan ini menghadirkan berbagai bahasan yang tidak hanya terkait langsung dengan kondisi kerja mereka, tetapi juga kesejahteraan dalam hal memahami keuangan, pengasuhan anak dan pembelajaran sekolah dari rumah selama pandemi.

Inisiatif ini menghadirkan interaksi dan tanggapan langsung dari pabrik-pabrik garmen. Lebih dari 200 orang mengikuti dan berpartisipasi dalam siaran langsung ini yang membahas berbagai aturan pemerintah yang baru tentang pembayaran tunjangan hari raya (THR) selama situasi pandemi, pengelolaan keuangan dan penerapan normal baru di tempat kerja.

Pabrik telah melihat manfaat dari kampanye ini karena semua informasi disampaikan dalam bahasa sederhana dengan contoh konkret yang lebih mudah dipahami."

D. Wildan Fauzie, ST, Manajer SDM PT Leetex Garment Indonesia
Suhendra Febriano, seorang pekerja di PT. Shoetown Ligung Indonesia, menyambut baik kampanye media sosial ini karena materi informasi yang diberikan semakin memperjelas isu-isu tertentu seperti upah dan kesejahteraan serta K3—topik pembahasan yang penting dan relevan pada saat pandemi. “Kegiatan ini juga memungkinkan kami berinteraksi langsung dengan para narasumber. Selain itu, fitur pengiriman pesan langsung memberikan respons cepat saat kami memiliki sejumlah persoalan tentang norma ketenagakerjaan dan penerapan K3,” katanya.

Apresiasi serupa diberikan oleh manajemen pabrik. D. Wildan Fauzie, ST, Manajer SDM PT Leetex Garment Indonesia, mengatakan kampanye media sosial ini merupakat alat yang efektif untuk membangun kesadaran tentang topik terkait norma ketenagakerjaan, dialog sosial dan K3 di tempat kerja dan telah meningkatkan interaksi antara pabrik dan pekerja. "Pabrik telah melihat manfaat dari kampanye ini karena semua informasi disampaikan dalam bahasa sederhana dengan contoh konkret yang lebih mudah dipahami," ujarnya.