ILO berbagi pengalaman dalam membangun dan mengembangkan kembali Aceh dan Nias

Setelah lebih dari tujuh tahun, geliat ekonomi di provinsi Aceh telah kembali pulih setelah diguncang gempa dan tsunami pada tahun 2004. Provinsi di ujung barat Indonesia ini terus berkembang dengan semakin bertambahnya lapangan kerja dan membaiknya taraf kehidupan masyarakat. Perubahan besar telah terjadi di Aceh.

Press release | Jakarta, Indonesia | 12 November 2012

JAKARTA (Berita ILO): Setelah lebih dari tujuh tahun, geliat ekonomi di provinsi Aceh telah kembali pulih setelah diguncang gempa dan tsunami pada tahun 2004. Provinsi di ujung barat Indonesia ini terus berkembang dengan semakin bertambahnya lapangan kerja dan membaiknya taraf kehidupan masyarakat. Perubahan besar telah terjadi di Aceh.

Perkembangan yang sama juga terjadi di Kepulauan Nias yang menjadi bagian dari provinsi Sumatera Utara. Setelah gempa besar yang terjadi pada tahun 2005, jalan-jalan dan jembatan-jembatan telah dibangun kembali, membuka akses dan menghubungkan desa-desa di Nias serta meningkatkan perekonomian masyarakat.

Sebagai bagian dari upaya terpadu internasional dan nasional untuk merehabilitasi dan membangun kembali Aceh dan Nias, Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO) dan UNDP melalui “Penciptaan Lapangan Pekerjaan: Peningkatan Kapasitas untuk Pembangunan Jalan berbasis Sumber Daya Lokak di Aceh dan Nias” telah bekerja di Aceh dan Nias sejak Maret 2006. Didanai Multi Donor Trust-Fund (MDF), Proyek ini dirancang untuk menanggapi kebutuhan peningkatan kapasitas dalam pembangunan kembali infrastruktur-infrastruktur penting. Tujuan khusus dari proyek ini adalah meningkatkan konektivitas jalan, mendorong ketenagakerjaan lokal, berkontribusi pada pemulihan ekonomi secara keseluruhan dan membangun kapasitas lembaga dan teknis.

Proyek menerapkan pendekatan pembangunan jalan yang dikenal sebagai Pendekatan berbasis Sumber Daya Lokal (LRB), yang berupaya mencari keseimbangan yang optimal antara penggunaan tenaga kerja lokal, sumber daya lokal serta peralatan ringan demi memperoleh aset yang berkualitas bagi masyarakat. Karenanya, Proyek pun membangun kapasitas kantor-kantor pemerintah setempat, kontraktor lokal dan masyarakat setempat dalam melakukan rehabilitasi kabupaten dan infrastruktur perdesaan menggunakan pendekatan LRB yang dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan.

Proyek pun mengembangkan perangkat dan kapasitas untuk perencanaan, anggaran dan program atas investasi infrastruktur jalan di tingkat kabupaten/kota—sistem informasi manajemen jalan dan perangkat Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS), rencana induk jalan 5 tahunan serta panduan pemeliharaan rutin jalan berbasis komunitas.

Berbagi hasil dan pengalaman, ILO menyelenggarakan seminar satu hari pada Selasa, 13 November, di Hotel Borobudur, Jakarta. Seminar ini bertujuan untuk memperlihatkan dan berbagi pencapaian proyek serta tantangannya. Seminar juga menjadi forum untuk berbagi hasil dan praktik terbaik Proyek, memastikan pendekatan LRB akan berlanjut dan hasilnya dapat diterapkan di seluruh Indonesia.

Seminar ini juga menandai berakhirnya Proyek Jalan berbasis Sumber Daya Lokal ILO di Aceh dan Nias, dengan hasil dan dampak terhadap masyarakat setempat di kedua wilayah sebagai berikut:

  • Rehabilitasi 170 kilometer jalan perdesaan, 10 kilometer jembatan dan tiga fasilitas irigasi yang menerapkan pendekatan LRB:
  • Penghematan waktu perjalanan ke pasar dan prasarana-prasarana sosio-ekonomi lainnya;
  • Pertumbuhan dan perkembangan area budidaya pertanian;
  • Meningkat tajamnya nilai lahan pertanian di sepanjang jalan yang sudah diperbaiki;
  • Meningkatnya peluang usaha bagi pengusaha berskala kecil di sepanjang jalan.
  • 410.345 hari kerja terciptakan, dengan perkiraan lebih dari 30.000 hari kerja diciptakan selama tahap terakhir. Pekerja perempuan mencapai 28 persen dari keseluruhan kegiatan ini.
  • 189 staf Dinas Pekerjaan Umum telah meningkat kapasitasnya dalam melakukan rehabilitasi jalan-jalan kabupaten/kota dan perdesaan menggunakan pendekatan LRB;
  • 400 staf kontraktor lokal menerima pelatihan mengenai pendekatan dan teknologi LRB, serta pelatihan keuangan dan manajemen;
  • 74 fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dilatih mengenai perencanaan dan penerapan pemeliharaan jalan berbasis komunitas;
  • 229 kilometer jalan perdesaan menerima pemeliharaan rutin dan berkala;
  • Sistem Informasi Manajemen Jalan (MIS) dan Sistem Informasi Geografis (GIS) dikembangkan oleh Proyek. Lebih dari 400 hari pelatihan telah dijalankan bagi pelatihan MIS dan GIS (pelatihan kelas dan langsung).

“ILO terus melanjutkan kerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk melihat bagaimana pendekatan-pendekatan ini dapat direplikasi dan diadaptasi di daerah-daerah lainnya. Karena infrastruktur akan menjadi salah satu prioritas utama untuk Indonesia, kami berharap pendekatan LRB dapat terus dilanjutkan untuk memberikan masyarakat lokal prasarana infrastruktur yang lebih baik, akses yang lebih baik terhadap layanan sosial dan perlindungan yang maksimum terhadap lingkungan melaui penciptaan peluang kerja,” ujar Peter van Rooij, Direktur ILO di Indonesia.

Seminar ini akan dihadiri lebih dari 100 peserta dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pekerjaan Umum, serta kementerian dan lembaga lainnya, pemerintah provinsi dan kabupaten dari Aceh dan Sumatera Utara, serta dari provinsi lainnya di Indonesia, dan lembaga internasional dan nasional, termasuk media massa.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Emil Salim
Koordinator Proyek Proyek Jalan Berbasis Sumber Daya Lokal ILO
Tel.: +6221 3913112 ext. 164
Email

Chandra Manalu
Staf Proyek Jalan Berbasis Sumber Daya Lokal ILO

Tel.: +6221 3913112 ext. 122
Email

Gita Lingga
Humas ILO Jakarta
Tel.: +6221 3913112 ext. 115
Email