ILO – Yayasan Kampung Halaman luncurkan Video Pekerja Anak Indonesia: Aku, Masa Depanmu Indonesia!

JAKARTA (Siaran Pers Bersama): Sejalan dengan peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak, ILO bekerja sama dengan Yayasan Kampung Halaman (YKH) akan mengadakan serangkaian kampanye bertajuk “Aku, Masa Depanmu Indonesia!” dengan menggunakan video partisipatori dalam bentuk video diary dan situs interaktif tentang pekerja anak dan pendidikan.

Press release | 26 June 2012

JAKARTA (Siaran Pers Bersama): Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO) memperkirakan sekitar 215 juta anak di seluruh dunia menjadi pekerja anak. Sementara Badan Pusat Statistik mencatat terdapat sekitar 2,5 juta pekerja anak usia 5-17 tahun pada tahun 2009 di Indonesia. Sebagian besar dari mereka bekerja dengan jam kerja yang panjang, dan acapkali dalam kondisi berbahaya yang dapat menghambat tumbuh-kembang mereka. Mereka pun tidak mendapatkan peluang pendidikan yang akan memberikan mereka masa depan yang lebih baik atau harus menyeimbangkan bekerja dengan bersekolah.

Sejalan dengan peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak, ILO bekerja sama dengan Yayasan Kampung Halaman (YKH) akan mengadakan serangkaian kampanye bertajuk “Aku, Masa Depanmu Indonesia!” dengan menggunakan video partisipatori dalam bentuk video diary dan situs interaktif tentang pekerja anak dan pendidikan. Video diary dan situs interaktif ini akan diluncurkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh dan Tjeerd de Zwaan, Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia pada Kamis, 28 Juni 2012, di Erasmus Huis, Jakarta.

Kampanye ini digelar oleh ILO melalui Proyek Pekerja Anak dan Pendidikan yang didanai Kementerian Luar Negeri Belanda. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kesempatan bagi pekerja anak ataupun anak-anak yang rentan untuk bekerja atas pendidikan. Kampanye ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan yang dilakukan ILO bersama para mitranya untuk menegaskan kembali upaya-upaya memerangi pekerja anak, terutama bentuk-bentuk terburuknya.

Pertama kalinya dilakukan, video ini merupakan hasil karya dari para pekerja anak sendiri di Jakarta, Sukabumi dan Makassar di lima sektor: anak jalanan, pemulung anak, pekerja rumah tangga anak, pekerja pabrik anak dan pekerja seksual komersial anak. Menggunakan kata-kata dan pilihan gambar mereka sendiri, video-video ini merekam keseharian, perjuangan, harapan para pekerja anak dalam menjalani kerasnya lika-liku kehidupan dan pekerjaan mereka. Video-video ini terdiri dari enam video dengan durasi keseluruhan 60 menit.

“ILO percaya bahwa video parsitipatori ini akan meningkatkan kesadaran dan rasa prioritas masyarakat. Khususnya di antara para pembuat kebijakan, mengenai masalah pekerja anak, terutama anak-anak yang terlibat dalam bentuk-bentuk pekerjaan teburuk. ILO juga meyakini kesadaran semacam itu akan membantu penanggulangan dan penghapusan pekerja anak serta perlindungan hak anak, terutama hak atas pendidikan agar setiap anak Indonesia dapat memiliki akses terhadap pekerjaan yang layak dan berkontribusi dalam pembangunan nasional saat mereka tumbuh dewasa,” ujar Michiko Miyamoto, Wakil Direktur ILO di Indonesia, mengomentari peluncuran video partisipatori ini.

Pembuatan video partisipatori ini melibatkan 41 pekerja anak di bawah 18 tahun serta melibatkan proses pelatihan dan pendampingan selama 1,5 bulan pada bulan Mei hingga Juni. Selama masa pelatihan dan pendampingan, para pekerja anak secara mandiri mengidentifikasi pengalaman, kesulitan, harapan dan aspirasi mereka dengan menggunakan metode video diary.

“Metode video diary ini merupakan metode yang dapat membantu peserta mengenali pengalaman hidupnya selama ini untuk kemudian disikapi secara bebas dan diolah menjadi alat advokasi personal maupun kelompok. Diharapkan video ini dapat membantu masyarakat luas belajar mendengarkan dan memahami suara dan cara pandang para pekerja anak tentang pekerjaan dan kehidupan mereka selama ini,” kata Dian Herdiany, Ketua YKH.

Pelatihan bagi para pekerja anak ini diawali dengan upaya mengidentifikasi persoalan yang dapat diangkat menjadi kisah. Didampingi para mentor, berbagai metode penggalian masalah dilakukan, seperti role play, diskusi kelompok serta riset visual dan non-visual. Diakui Agung Sentausa, salah seorang mentor untuk audio visual, bukan merupakan hal yang mudah bagi para pekerja anak ini untuk menceritakan perasaan dan pendapat mereka. “Mereka tidak biasa bercerita atau mengeskpresikan perasaan mereka, mengingat kerasnya dunia kerja yang harus mereka jalani.”

Pelatihan kemudian dilanjutkan dengan pengembangan cerita, pengenalan terhadap alat rekam audio visual dan proses produksi (penggambilan gambar dan narasi cerita), yang juga melibatkan orangtua, tempat kerja dan komunitas sekitar dalam menyuarakan kisah para pekerja anak ini. “Para peserta tidak hanya diperkenalkan para proses pembuatan film secara teknis, namun mereka juga diberi bekal untuk mengenali potensi diri dan peluang yang ada di masyarakat sekitar, tempat mereka tinggal dan bekerja,” Dian menambahkan.

Kendati dilakukan pelatihan dan proses pembuatan video diary ini harus dilakukan di sela-sela waktu luang saat jam kerja mereka usai, semangat dan antusiasme para peserta sangat tinggi. “Yang mengagumkan para peserta selalu mempunyai energi dan antusiasme yang besar selama pelatihan. Meski baru saja selesai bekerja, mereka tetap bersemangat,” tegas Ririen Juandhi, Koordinator Proyek, yang juga turut mendampingi para peserta di Jakarta dan Sukabumi.

Selain video diary, suara dan aspirasi para pekerja anak ini pun didokumentasi ke dalam sebuah situs interaktif dan sebuah video belakang layar yang melengkapi bentuk-bentuk program kampanye yang dilakukan ILO bersama YKH dalam menyuarakan suara para pekerja anak dan meningkatkan kepedulian semua pihak terkait, termasuk masyarakat luas dan media massa, terhadap permasalahan ini. Hasil karya dan kisah kehidupan para pekerja yang terlibat, termasuk para mentor dan pendamping, dapat ungguh melalui www.childlabourvoice.org.

Setelah peluncuran, sejumlah rangkaian kegiatan akan dilakukan di Yogyakarta dan Makassar, yang menjadi kota tujuan pemutaran dan diskusi selanjutnya dan melibatkan para pekerja anak yang memproduksi film ini.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Dede Sudono
Staf ILO untuk Pendidikan dan Pekerja Anak
Tel.: +6221 3913112 ext. 126
Email

Gita Lingga
Staf Komunikasi ILO
Tel.: +6221 3913112 ext. 115
Email


Dian Herdiany
Ketua Yayasan Kampung Halaman
Tel.: +62274 7478602, +62274 8356556
Email 1

Email 2

Cicilia Maharani
Direktur Yayasan Kampung Halaman
Tel.: +62274 7478602, +62274 8356556
Email 1

Email 2