ILO Mengkaji Dampak Perdagangan Bebas terhadap Ketenagakerjaan

Meningkatnya liberalisasi perdagangan dan perekonomian negara-negara ASEAN akan membawa kesempatan dan tantangan bagi dunia usaha Indonesia. Kendati ekspor dan impor barang serta jasa mencatat penurunan dua angka pada 2009 (ekspor menurun menjadi 11,4 persen dan impor 19,5 persen berdasarkan perkiraan tahun ke tahun), perdagangan internasional telah kembali stabil pada 2010 di Indonesia.

Press release | 04 February 2011

JAKARTA (Berita ILO): Meningkatnya liberalisasi perdagangan dan perekonomian negara-negara ASEAN akan membawa kesempatan dan tantangan bagi dunia usaha Indonesia. Kendati ekspor dan impor barang serta jasa mencatat penurunan dua angka pada 2009 (ekspor menurun menjadi 11,4 persen dan impor 19,5 persen berdasarkan perkiraan tahun ke tahun), perdagangan internasional telah kembali stabil pada 2010 di Indonesia.

Kecenderungan ini, tentunya, akan membawa dampak terhadap lapangan kerja dan kondisi kerja di Indonesia. Banyak pekerjaan formal baru akan tercipta di sektor ekspor, kendati sejumlah pekerjaan di sejumlah sektor yang tidak kompetitif akan menghilang. Karenanya, kesadaran dan pemahaman yang memadai mengenai dampak ini menjadi penting dalam menyusun strategi ketenagakerjaan nasional yang efektif dalam dunia yang global saat ini.

Sebagai upaya menyikapi dampak dari perdagangan terhadap lapangan kerja, Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO), bekerja sama dengan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Pusat Pelatihan Internasional ILO di Turin, Itali, akan menyelenggarakan pelatihan nasional untuk mengkaji dampak perdagangan terhadap ketenagakerjaan pada 7 – 11 Februari di Hotel Sultan, Jakarta. Lokakarya ini diselenggarakan ILO melalui Proyek mengenai Dampak Perdagangan terhadap Ketenagakerjaan (ETE), yang didanai Uni Eropa.

Lokakarya ini akan memberikan pelatihan mengenai penerapan Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) dan Analisa Multiplier (Multiplier Analysis) sebagai perangkat untuk memperkirakan potensi dampak dari perdagangan terhadap perekonomian Indonesia. Perangkat-perangkat ini dapat membantu para pembuat kebijakan untuk lebih memahami keterkaitan interdependensi di antara berbagai sektor dan institusi yang ada di perekonomian. Perangkat-perangkat ini pun membantu para pembuat keputusan memahami perkembangan ekonomi dan keterkaitan antara penciptaan lapangan kerja dengan perdagangan internasional.

Peter van Rooij, Direktur ILO di Indonesia, mengatakan liberalisasi perdagangan dapat dipandang sebagai terciptanya penciptaan lapangan kerja namun di sisi lain juga menghilangkan lapangan kerja lainnya. Karenanya, penting untuk menentukan di mana peluang penciptaan lapangan kerja dan di mana kerentanan muncul.

“Untuk itu, selain mengembangkan keterampilan untuk sektor ekspor yang terus meningkat, juga penting memastikan kebijakan tenaga kerja dan sosial melindungi mereka yang terkena imbas liberalisasi perdagangan. Perangkat SNSE ini dapat membantu pengkajian dan penyusunan kebijakan untuk lebih memahami bagaimana sektor-sektor ekonomi yang berbeda saling berinteraksi satu dengan lainnya dan mengurangi dampak negatif perdagangan bebas dan perluasan lapangan kerja,” kata dia.

Lokakarya ini disasarkan bagi praktisi pembangunan, analis kebijakan, penasihat kebijakan dan peneliti.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Diah Widarti
Koordinator Program Proyek ILO/EU tentang ETE dan MAP
Tel.: +6221 391 3112 ext. 129
Email

Gita Lingga
Humas
Tel.: +6221 391 3112 ext. 115
Email