Laporan Terbaru ILO: Pasar kerja hadapi pemulihan yang panjang kendati terjadi pertumbuhan ekonomi

Pekerjaan yang layak dan produktif harus ditempatkan sebagai inti dari kebijakan ekonomi dan sosial guna mengurangi dampak negatif dari pemulihan pasar tenaga kerja yang protracted dari krisis keuangan global, demikian laporan terbaru dari Organisasi Perburuhan Internasional(International Labour Organization/ILO) di Indonesia. Laporan ini akan diluncurkan pada Selasa, 17 November, di Hotel Le Meridien, Jakarta, dari pukul 10.00 –13.00 WIB.

Press release | 13 November 2009

JAKARTA (Berita ILO): Pekerjaan yang layak dan produktif harus ditempatkan sebagai inti dari kebijakan ekonomi dan sosial guna mengurangi dampak negatif dari pemulihan pasar tenaga kerja yang protracted dari krisis keuangan global, demikian laporan terbaru dari Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO) di Indonesia. Laporan ini akan diluncurkan pada Selasa, 17 November, di Hotel Le Meridien, Jakarta, dari pukul 10.00 – 13.00 WIB.

Laporan ini, Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia 2009: Pemulihan dan langkah-langkah selanjutnya melalui pekerjaan yang layak, menegaskan bahwa krisis keuangan global berdampak paling parah kepada Indonesia melalui turunnya ekspor, yang berakibat pada meluasnya pemutusan kerja pada pekerja kontrak, musiman, dan sementara pada industri-industri berorientasi ekspor yang memang menjadi industri yang paling terkena imbasnya. Pembatasan ketersediaan kredit untuk usaha kecil menengah (UKM) pun menghambat percepatan pemulihan ekonomi dan penyerapan kerja.

“Dalam banyak hal, Indonesia dapat mengatasi krisis secara lebih baik dibandingkan banyak negara di Asia dan di dunia. Namun, Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari krisis. Kami, misalnya, sudah melihat adanya ekspansi ke lapangan kerja informal, di mana pendapatan dan produktivitas terbilang rendah, dengan sedikit atau tanpa perlindungan sosial dan terbatasnya sarana untuk perwakilan dan penyampaian aspirasi,” ujar Alan Boulton, Direktor ILO di Indonesia, menekankan aspek kualitas dari pekerjaan.

Kendati tingkat pengangguran menurun 8,1 persen pada Februari 2009, dampak krisis memanifestasi dirinya dalam bentuk kualitas kerja. Menurunnya pertumbuhan ekonomi telah mendorong penurunan tajam dari pertumbuhan upah kerja, yang hanya meningkat 1,4 persen antara Februari 2008 dan Februari 2009, dibandingkan 6,1 persen pada periode sebelumnya. Sementara itu penciptaan lapangan kerja formal mandek, sedangkan lapangan kerja informal meningkat tajam. Tingkat pekerjaan informal meningkat dari 61,3 persen pada Agustus 2008 menjadi 67,9 persen pada Februari 2009.

Laporan pun mencatat bahwa resesi global memperlihatkan tanda-tanda awal pemulihan. Namun, konsekuensinya pada pasar tenaga kerja Indonesia mungkin berlarut-larut; menyusul krisis keuangan Asia 1997-98, diperlukan beberapa tahun untuk indikator-indikator seperti pengangguran, produktivitas, kemiskinan dan jumlah pekerja dalam pekerjaan yang bersifat rentan kembali ke posisi semula pada masa sebelum krisis. “Menggairahkan kembali sektor UKM dan meningkatkan iklim investasi merupakan kunci untuk mempercepat pemulihan dan dan penciptaan lapangan kerja,” kata Kazutoshi Chatani, Ekonom dari ILO di Indonesia yang juga menjadi salah satu penyusun laporan ini.

Laporan ini menganalisis melampaui krisis dan mengkaji bagaimana pondasi dari pembangunan yang kaya pekerjaan dapat diperkokoh. Laporan pun menyoroti diantaranya kebutuhan akan dasar perlindungan sosial yang juga mencakup perbaikan akses terhadap peluang kerja, perawatan kesehatan dasar, perlindungan dan pendidikan untuk anak, serta bantuan sosial bagi kaum miskin.

Meningkatkan produktivitas dan secara bertahap bergeser kepada kegiatan-kegiatan dengan nilai tambah yang lebih tinggi dapat mendorong pengurangan kemiskinan dan standard kehidupan yang lebih tinggi, demikian laporan. Laporan menyarankan agar pendidikan dan pelatihan memainkan peran penting dalam mempersiapkan angkatan kerja agar secara efektif dapat menyesuaikan dengan perubahan struktural, perubahan teknologi dan rancangan ekonomi yang tidak stabil.

“Pekerjaan yang layak dan produktif berkontribusi pada pengurangan kemiskinan seperti ditegaskan oleh pemerintahan baru,” ujar Kazutoshi. Ia mengingatkan bahwa “ekspansi pekerjaan musiman di Indonesia mengkhawatirkan, dan di dalam kategori inilah terdapat para pekerja dengan insiden pekerja miskin tertinggi”. Antara 2000 dan 2008, pertumbuhan tingkat pekerjaan musiman mencapai 8,4 persen, yang dapat melambankan laju pengurangan kemiskinan.

Dalam jangka panjang, keberlanjutan pembangunan Indonesia akan sangat tergantung pada kemampuan negara untuk melindungi lingkungannya yang beragam dan secara efektif menanggulangi tantangan dari perubahan iklim. Laporan pun menyebutkan bahwa Indonesia masih memiliki peluang untuk memperbaiki efisiensi penggunaan energinya. Jika berhasil dilakukan, Indonesia tidak hanya akan melestarikan sumber daya tapi juga mengurangi kerentanan dari ketidaksetabilan harga komoditas dan memberikan kesempatan untuk menciptaan pekerjaan “hijau’ yang berwawasan lingkungan

For further information please contact:

Kazutoshi Chatani
Ekonom
Kantor ILO Jakarta
Tel. +6221 3913112 ext. 119
Email

Gita Lingga
Humas
Kantor ILO Jakarta
Tel. +6221 3913112 ext. 115
Mobile: +62815 884 5833
Email