Dampak kami, suara mereka
Program dana santunan ILO memberikan bantuan bagi pekerja yang diberhentikan
ILO melalui program ini telah mendistribusikan total dana santunan sebesar USD1,7 juta kepada 20.000 pekerja garmen yang kehilangan pekerjaan.

Ia hanya menerima pesangon sebesar Rp 6,5 juta “karena virus corona”, yang jauh lebih rendah dari jumlah yang seharusnya ia terima setelah bekerja selama hampir tiga dasawarsa di pabrik garmen yang berlokasi di Ungaran, Jawa Tengah tersebut. “Kami telah mencoba untuk melakukan protes tetapi gagal. Awalnya, kami menolak, tapi apa yang bisa kami lakukan?” ungkap Sri.
Pembatasan mobilitas yang diberlakukan di dalam dan luar negeri telah memukul industri garmen dengan keras, mengingat industri ini sangat bergantung pada bahan baku impor dan pasar ekspor."
Maria Vasquez, Kepala Penasihat Teknis BWI
Sama seperti Sri, mantan pekerja pabrik Ratna Widiastuti juga menyatakan rasa syukur atas dana tersebut. Dia dapat menggunakannya untuk membayar perawatan COVID-19 dan makanan sehat karena virus ini telah menginfeksi Ratna dan keluarganya.
Sri dan Ratna termasuk di antara 20.000 pekerja yang harus kehilangan pekerjaan akibat pandemi yang mendapatkan manfaat dari program santunan ini. Program ILO-BMZ, bekerja sama dengan Better Work Indonesia (BWI) —program kemitraan antara ILO dan International Finance Corporation (IFC)—telah menyalurkan total dana santunan sebesar USD1,7 juta.
Urgent measures to support people and firms are needed."
Sri Sayekti, 55 tahun yang mengalami PHK setelah bekerja selama 27 tahun
“Saya senang dan bersyukur. Alhamdullilah saya telah menerima bantuan ini,” ujarnya, sembari berharap keterampilannya ini akan dapat membantunya memulai usaha menjahit di rumah sehingga dapat membiayai pendidikan anak-anaknya.
Sementara itu, Ratna yang terpaksa harus mengundurkan diri dari pekerjaannya pada November lalu karena masalah kesehatan, kini membantu suaminya menjalankan kios yang menjual kebutuhan pokok. “Ketika kami menerima dana tersebut, kami semua sedang sakit dan kami sangat terbantu. Jadi kami tidak harus menggunakan uang dari kios,” kenangnya.

“Pembatasan mobilitas yang diberlakukan di dalam dan luar negeri telah memukul industri garmen dengan keras, mengingat industri ini sangat bergantung pada bahan baku impor dan pasar ekspor,” kata Maria.
Dedi Syaifullah, seorang manajer sumber daya manusia di sebuah pabrik di Jawa Tengah, menyaksikan langsung dampak yang terjadi. Dia mengatakan jumlah pesanan terjun bebas 50 hingga 60 persen antara Mei dan Juni 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.
Program dana santunan ini sangat membantu, terutama bagi 100 orang tersebut. Program ini telah membantu para pekerja tersebut untuk bertahan dari pandemi setelah setahun mengalami PHK."
Dedi Syaifullah, seorang manajer sumber daya manusia di sebuah pabrik di Jawa Tengah
Kendati setahun kemudian perusahaan berhasil menggandakan kapasitasnya menjadi 80 persen dengan menerima semua pesanan terlepas dari keuntungan yang diperoleh, pabrik tetap belum mampu menyerap kembali 100 mantan pekerja. “Program dana santunan ini sangat membantu, terutama bagi 100 orang tersebut. Program ini telah membantu para pekerja tersebut untuk bertahan dari pandemi setelah setahun mengalami PHK,” tegas Dedi.
Better Work Indonesia (BWI)
Better Work Indonesia merupakan kemitraan antara Organisasi Perburuhan nternasional (ILO) dan International Finance Corporation (IFC). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap standar ketenagakerjaan dan mempromosikan daya saing dalam rantai pasok global.
Proyek ILO-BMZ
Dukungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Pendapatan ILO dalam menanggapi Proyek Pandemi COVID-19, yang didanai Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), bertujuan untuk memperkuat langkah-langkah K3 dalam memfasilitasi upaya kembali bekerja dengan kondisi keselamatan dan kesehatan yang dapat diterima pasca pembatasan COVID 19, khususnya di sektor garmen.