This story was written by the ILO Newsroom For official ILO statements and speeches, please visit our “Statements and Speeches” section.

Indonesia Berpartisipasi dalam Proyek Green Jobs ILO di Asia

Perubahan iklim merupakan permsalahan yang menjadi prioritas utama bagi Indonesia. Seperti juga banyak negara lainnya di Asia dan Pasifik, Indonesia telah secara sukarela berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca atau intensitas karbon per unit GDP hingga 2020. Indonesia juga berkomitmen untuk mengurangi emisi rumah kaca tersebut sekitar 26 persen – dan 41 persen pada 2020 dari Business As Usual pada 2005. Selanjutnya, Pemerintah Indonesia memperkenalkan Perubahan Iklim Sektoral Indonesia (Indonesia Climate Change Sectoral) dengan tujuan mengarusutamakan perubahan iklim dalam rencana pembangunan nasional jangka menengah.

Press release | 15 December 2010

JAKARTA (Berita ILO): Perubahan iklim merupakan permsalahan yang menjadi prioritas utama bagi Indonesia. Seperti juga banyak negara lainnya di Asia dan Pasifik, Indonesia telah secara sukarela berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca atau intensitas karbon per unit GDP hingga 2020. Indonesia juga berkomitmen untuk mengurangi emisi rumah kaca tersebut sekitar 26 persen – dan 41 persen pada 2020 dari Business As Usual pada 2005. Selanjutnya, Pemerintah Indonesia memperkenalkan Perubahan Iklim Sektoral Indonesia (Indonesia Climate Change Sectoral) dengan tujuan mengarusutamakan perubahan iklim dalam rencana pembangunan nasional jangka menengah.

Untuk membantu Indonesia menuju ke arah pembangunan yang berkesinambungan dan rendah karbon, Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO), bekerja sama dengan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan menyelenggarakan Konferensi Nasional dua hari bertajuk “Green Jobs: The Way Forward” (Pekerjaan yang Layak dan Ramah Lingkungan: Langkah ke Depan) pada 16 – 17 Desember 2010 di Hotel Borobudur, Jakarta. Konferensi ini akan dibuka Wakil Presiden Republik Indonesia, Budiono, Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta, dan Direktur Regional ILO untuk Asia dan Pasifik, Sachiko Yamamoto.

Konferensi ini bertujuan untuk berbagi pengalaman dan ide mengenai bagaimana Indonesia dapat menyikapi dua tantangan utama dalam masa moderen ini, yaitu menciptakan jutaan lapangan kerja dan pekerjaan yang layak bagi para pekerja baru di pasar kerja seraya menghasilkan karbon yang lebih rendah dalam perekonomian dan menanggulangi masalah perubahan iklim. Konferensi ini akan memaparkan cara untuk memfasilitasi langkah-langkah pembangunan yang berkelanjutan secara lingkungan, ekonomi dan sosial dengan menghadirkan usaha yang berkelanjutan dan pekerjaan yang lebih ramah lingkungan, khususnya bagi kaum miskin.

Konferensi ini pun bertujuan untuk mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah yang ada yang dapat mempromosikan penciptaan kerja yang layak dan ramah lingkungan (green jobs) dan memperkenalkan elemen-elemen awal dari Pemetaan Pekerjaan Layak dan Ramah Lingkungan untuk Indonesia (Indonesian Green Jobs Road Map) yang mendorong transisi mulus bagi perusahaan dan pekerja untuk mengarah pada perekonomian rendah karbon dan ramah lingkungan. Konferensi ini juga menandai peluncuran Proyek ILO terbaru, “Proyek Green Jobs di Asia” didanai Pemerintah Australia.

Prakarsa Green jobs merupakan kemitraan yang dibentuk pada 2007 antara ILO, Program PBB untuk Lingkungan dan Konfederasi Serikat Pekerja Internasional. Organisasi Pengusaha Internasional turut bergabung pada 2008. Prakarsa ini merupakan bagian dari upaya ILO untuk membantu mewujudkan potensi-potensi green jobs dan transisi pasar kerja yang positif dalam menghadapi perubahan iklim. Green jobs juga berkontribusi pada pembangunan rendah karbon, adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan dampak terhadap usaha dan perekonomian pada tingkat yang berkelanjutan.

“Indonesia memainkan peran aktif dan konstruktif dalam perundingan-perundingan internasional dan telah berkomitmen untuk memberikan kontribusi terhadap upaya perubahan global. Komitmen ini merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam menyikapi perubahan kompleks guna mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan mempromosikan pekerjaan yang layak seraya mengurangi dampak lingkungannya,” ujar Sachiko Yamamoto, Direktur Regional ILO.

Proyek Green Jobs akan dijalankan di lima negara Asia, termasuk Indonesia, selama dua tahun hingga tahun 2012. Negara-negara lainnya adalah Filipina, Bangladesh, Nepal dan Sri Lanka. Proyek ini akan berkontribusi secara langsung pada program-program dan prakarsa-prakarsa nasional terkait dengan perubahan iklim, lingkungan dan pemulihan dari krisis ekonomi.

Kegiatan-kegiatan utama dari proyek ini mencakup pembentukan gugus tugas tripartit nasional mengenai green jobs, program pelatihan/informasi yang menyikapi kebutuhan-kebutuhan khusus dari para mitra sosial (pengusaha dan serikat pekerja), studi mengenai kaitan antara lingkungan-ketenagakerjaan-perekonomian di Indonesia dan kegiatan percontohan proyek untuk penciptaan green jobs dan pekerjaan yang layak.

Konstituen tripartit ILO (pemerintah, organisasi pekerja dan pengusaha) merupakan sasaran kunci Proyek ini. Melalui dialog sosial, proyek ini akan mengarusutamakan green jobs dan kebijakan-kebijakan terkait ke dalam Program Nasional Pekerjaan yang Layak, dan proyek pun akan menargetkan sektor-sektor ekonomi tertentu untuk bergeser pada ekonomi yang ramah lingkungan, yang dapat membantu mempercepat pemulihan kerja, mengurangi kesenjangan sosial dan mewujudkan pekerjaan yang layak.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Muce Mochtar
Koordinator Proyek Green Jobs di Indonesia
Tel.: +6221 391 3112 ext. 103
Email

Gita Lingga
Humas
Tel.: +6221 3913112 ext. 115
Mobile: +62815 884 5833
Email