Konvensi No. 190 dan pelatihan vokasi

Tindakan pelecehan seksual diterapkan di politeknik Indonesia

ILO membantu mengembangkan langkah-langkah untuk mengatasi pelecehan dan kekerasan seksual di lembaga pendidikan tinggi di Indonesia.

News | 23 January 2023
Latihan simulasi baru-baru ini di Politeknik Maritim Nasional di Semarang, Jawa Tengah, membantu polisi dan pejabat politeknik untuk bekerja sama dalam menangani kasus kekerasan seksual. (c) ILO/I. Afandi
MANADO (Berita ILO) – Empat politeknik di Indonesia menjadi yang pertama di negara ini yang menerapkan langkah-langkah untuk mencegah dan mengatasi pelecehan dan kekerasan seksual, menyusul dukungan dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).

Ini mengikuti persyaratan baru pemerintah untuk memberlakukan prosedur formal untuk melindungi perempuan dan laki-laki muda di lembaga pendidikan. Pemerintah berharap langkah-langkah tersebut akan membantu mengubah sikap tentang pelecehan seksual di kalangan pekerja masa depan negara itu.

Pemerintah Indonesia telah menyadari bahwa penanggulangan pelecehan dan kekerasan seksual di perguruan tinggi akan sangat berperan dalam mengubah pola pikir secara lebih luas."

Beny Bandanadjaja, Direktur Politeknik Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
“Hak perempuan adalah hak asasi manusia, dan di sekolah kami, baik laki-laki maupun perempuan, guru dan siswa bekerja sama untuk memastikan semua dapat belajar dan pada akhirnya bekerja dengan bermartabat,” kata Marike Alelo, Direktur Politeknik Negeri Manado, Sulawesi Utara, salah satu pulau besar di Indonesia. “Saya berharap prosedur yang telah kami kembangkan melalui konsultasi dengan staf dan siswa kami akan membantu sekolah lain dalam mematuhi Peraturan Menteri.”

Banyak perempuan muda memilih untuk menghindari program di sektor yang didominasi laki-laki seperti industri maritim. Ketakutan akan diskriminasi seksual, pelecehan dan kekerasan dalam studi dan tempat kerja, serta jadwal kerja yang seringkali tidak bersahabat dengan kehidupan keluarga, menjadi faktor penyebab keputusan tersebut.

“Pemerintah Indonesia telah menyadari bahwa penanggulangan pelecehan dan kekerasan seksual di perguruan tinggi akan sangat berperan dalam mengubah pola pikir secara lebih luas,” kata Beny Bandanadjaja, Direktur Politeknik Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, yang tahun lalu mengeluarkan Peraturan No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Perguruan Tinggi. “Langkah-langkah ini akan membantu perempuan, serta laki-laki, di sekolah secara langsung – dan juga akan berdampak jangka panjang di tempat kerja, setelah siswa kami lulus.”

Untuk mengeluarkan potensi perempuan dan laki-laki di Indonesia, kita semua perlu belajar bagaimana menciptakan tempat kerja yang aman dan bebas pelecehan dengan saling menghormati. Mempelajari keterampilan teknis sangatlah penting, tetapi itu saja tidak cukup."

Michiko Miyamoto, Direktur ILO di Indonesia
Lebih dari 70 persen responden dalam survei ILO baru-baru ini di Indonesia pernah mengalami kekerasan dan pelecehan di tempat kerja. Menurut Komnas Perempuan, antara tahun 2015 dan 2021 lebih dari seperempat kasus pelecehan dan kekerasan seksual di tempat kerja yang dilaporkan terjadi di institusi pendidikan tinggi.

Dukungan ILO diberikan melalui program Skills for Prosperity, yang didanai oleh pemerintah Inggris, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas nasional guna mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif melalui peningkatan pengembangan keterampilan.

“Untuk mengeluarkan potensi perempuan dan laki-laki di Indonesia, kita semua perlu belajar bagaimana menciptakan tempat kerja yang aman dan bebas pelecehan dengan saling menghormati. Mempelajari keterampilan teknis sangatlah penting, tetapi itu saja tidak cukup,” kata Michiko Miyamoto, Direktur ILO di Indonesia.

Proyek ini adalah contoh yang bagus tentang bagaimana isu gender ditempatkan sebagai pusat semakin banyak proyek pembangunan PBB di Indonesia, yang berfokus pada kebutuhan, kesejahteraan, dan pemberdayaan perempuan."

Valerie Julliand Kepala Perwakilan PBB di Indonesia
Langkah-langkah tersebut meliputi prosedur hukum dan dukungan bagi korban dan saksi. Langkah-langkah tersebut telah dikembangkan oleh satuan tugas di setiap politeknik, bekerja sama dengan pemerintah provinsi, polisi setempat dan lembaga swadaya masyarakat.

Politeknik di Surabaya, Semarang dan Batam juga mendapat manfaat dari dukungan ILO. Langkah-langkah tersebut juga dapat diterapkan di seluruh 44 politeknik kejuruan di negara tersebut.

“Proyek ini adalah contoh yang bagus tentang bagaimana isu gender ditempatkan sebagai pusat semakin banyak proyek pembangunan PBB di Indonesia, yang berfokus pada kebutuhan, kesejahteraan, dan pemberdayaan perempuan,” kata Valerie Julliand Kepala Perwakilan PBB di Indonesia. “Kami membutuhkan lebih banyak proyek seperti ini untuk menutup kesenjangan gender global yang sangat besar dan memenuhi target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 5 tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.”

Salah satu pelatihan GEDSI yang dilakukan para siswa Politeknik Negeri Batam sebagai salah satu politeknik yang menerapkan panduan dan manual GEDSI. © ILO/I. Afandi