ILO luncurkan buku pedoman kesetaraan gender dan inklusi sosial pertama untuk Institusi Pendidikan Tinggi

Buku pedoman ini dirancang untuk digunakan dalam pelatihan Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial (GEDSI) untuk staf dan siswa di semua jenis lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi di seluruh Indonesia.

Press release | Jakarta, Indonesia | 24 January 2023
Peluncuran Panduan dan Manual ILO bertajuk Pengarusutamaan Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial (GEDSI) dan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Vokasi. (C) ILO/F. Latief
JAKARTA (Siaran Pers Bersama) – Sebagai upaya untuk mempromosikan inklusi sosial dan mencegah kekerasan seksual di sektor pendidikan, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) meluncurkan panduan dan manual pelatihan, “Pengarusutamaan Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial (GEDSI) dan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Vokasi”, hari ini (24/1) di Jakarta. Prakarsa ini merupakan bagian dari program Skills for Prosperity (SfP) di Indonesia, yang didanai oleh Pemerintah Inggris.

Menjadi panduan dan manual pelatihan GEDSI pertama, buku ini dikembangkan melalui serangkaian studi literatur dan diskusi kelompok terpumpun (FDG) dengan mahasiswa, instruktur dan staf administrasi dari empat politeknik yang terkenal dengan studi maritim mereka di empat provinsi pesisir: Politeknik Negeri Batam (Polibatam) di Kepulauan Riau, Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) di Jawa Tengah, Politeknik Negeri Manado (Polimanado) di Sulawesi Utara dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) di Jawa Timur.

Berisi konsep dan praktik baik terkait GEDSI, publikasi ini bertujuan untuk mendukung komitmen pemerintah Indonesia mengurangi angka kekerasan dan pelecehan di lembaga pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi. Keempat politeknik mitra telah menjadi lembaga percontohan dalam mengimplementasikan pedoman dan manual pelatihan. Inisiatif ini diharapkan dapat digunakan dan direplikasi di 40 politeknik lain serta lembaga vokasi lainnya.

“Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengakui dan mempromosikan kesetaraan gender dan pencegahan pelecehan dan kekerasan seksual di lembaga pendidikan, khususnya di lingkungan pendidikan tinggi untuk menciptakan lingkungan pendidikan bebas pelecehan dan kekerasan yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan. Penghargaan yang tulus saya tujukan kepada ILO karena berhasil mengembangkan panduan dan manual pelatihan tentang GEDSI bersama dengan empat politeknik negeri Indonesia. Saya yakin ini bisa menjadi referensi tambahan bagi perguruan tinggi vokasi di Indonesia untuk mencegah dan menangani pelecehan dan kekerasan seksual,” ujar Beny Bandanadjaja, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbud.

Beny Bandanadjaja, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbud, turut serta dalam peluncuran dengan menandantangani sampul panduan dan manual ILO bersama dengan perwakilan ILO, PBB di Indonesia dan Kedutaan Inggris untuk Indonesia. (c) ILO/F. Latief
Pengembangan publikasi juga merupakan bentuk komitmen ILO untuk mempromosikan tempat kerja yang bebas dari diskriminasi dan kekerasan, sebagaimana tercermin dalam Konvensi ILO No. 190 tentang Kekerasan dan Pelecehan. “Panduan dan manual pelatihan ini merupakan pengembangan penting untuk memastikan bahwa mahasiswa dan dosen dapat belajar dan bekerja di institusi pendidikan tanpa takut akan kekerasan dan pelecehan seksual. Kami berharap ini akan mendorong kaum muda dan institusi pendidikan tinggi untuk menjadi bagian dari aksi global dan nasional dalam menciptakan dunia kerja di Indonesia yang bebas dari kekerasan dan pelecehan,” kata Michiko Miyamoto, Direktur ILO Indonesia dan Timor-Leste.

Penyusunan panduan dan manual pelatihan ini memakan waktu hampir tiga tahun, di mana Program SfP telah bermitra dengan empat politeknik untuk melaksanakan serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas dalam rangka menyelenggarakan pendidikan inklusif, bebas dari pelecehan dan kekerasan seksual. Komitmen empat politeknik percontohan untuk mempromosikan GEDSI juga ditunjukkan melalui pembentukan Satuan Tugas (SATGAS), serta pengembangan dan penerapan standar prosedur operasional (SOP) penanganan kasus kekerasan dan pelecehan seksual.

Salah satu pelantar pelaporan yang digunakan oleh PPNS, misalnya, adalah menggunakan WhatsApp yang dikelola organisasi kemahasiswaan agar mahasiswa berani angkat bicara dan melaporkan kasusnya dengan nyaman. Selain itu, politeknik percontohan juga telah mengorganisir inisiatif peningkatan kesadaran dengan memproduksi poster, spanduk dan video serta menyelenggarakan kompetisi menulis untuk siswa. Materi promosi ini juga dipamerkan selama acara peluncuran ini.

“Pemerintah Inggris bangga telah mendanai program Skills for Prosperity di Indonesia, dan khususnya inisiatif ini mencerminkan komitmen berkelanjutan kami untuk menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan akses bagi siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin, latar belakang sosial, dan keterbatasan fisik. Setiap orang berhak untuk menggali potensi terbaiknya. Hal ini juga menunjukkan komitmen baru Inggris untuk mempromosikan kesetaraan dalam pendidikan dan, khususnya, memprioritaskan akses bagi anak perempuan dan perempuan muda untuk memastikan mereka mendapatkan pendidikan yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan yang utuh dan sejahtera. Kami akan terus bekerja sama dengan seluruh mitra kami di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pengembangan keterampilan dan pendidikan, sebagai bagian dari penguatan hubungan bilateral secara menyeluruh di berbagai sektor,” ujar Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia terus mengkampanyekan kesetaraan gender dan anti kekerasan serta pelecehan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) No. 5 tentang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. “Pelecehan dan diskriminasi bisa terjadi pada siapa saja, di mana saja. Namun, kelompok tertentu lebih rentan, termasuk perempuan dan anak muda. Hal ini khususnya terjadi di lingkungan pendidikan yang mencakup kesenjangan kekuatan antara staf dan siswa. Oleh karena itu, penting untuk mengangkat isu ini dengan mengarusutamakan isu gender ke dalam sistem pendidikan di Indonesia,” kata Valerie Julliand, UN Residence Coordinator untuk Indonesia.

Program Skils for Prosperity (SfP)
Program Skills for Prosperity (SfP) adalah program inovatif yang dirancang untuk mendukung pengembangan sistem pendidikan dan keterampilan di sembilan sektor ekonomi yang berkembang pesat. Di Indonesia, program Skills for Prosperity telah bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO) untuk mempercepat pengembangan pendidikan vokasi, keterampilan dan sumber daya manusia di sektor maritim melalui empat politeknik dan bekerja sama dengan 4 perguruan tinggi di Inggris untuk mendirikan program Diploma 4 baru. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kebijakan dan sistem pengembangan keterampilan Indonesia serta meningkatkan kemampuan kerja dan kesiapan masa depan perempuan dan laki-laki muda termasuk mereka yang berasal dari kelompok kurang beruntung yang bercita-cita untuk mengejar dan memajukan karir di industri maritim.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Gita Lingga
Staf Komunikasi ILO 
Surel: gita@ilo.org

Ayunda Pratama
Staf Komunikasi ILO untuk Pengembangan Keterampilan
Surel: pratama@ilo.org