ILO mendukung Indonesia untuk mempromosikan perundingan bersama melalui mediasi dan kerja sama pekerja-manajemen

ILO mendukung pembentukan hubungan industrial yang lebih kuat di Indonesia melalui keterampilan mediasi dan program pelatihan perundingan bersama.

News | Bogor, West Java, Indonesia | 11 November 2022
ILO terus mendukung upaya Kementerian Ketenagakerjaan dalam memperbaiki kondisi hubungan industrial di tanah air, khususnya untuk terus memperkuat ketahanan dunia kerja nasional dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. Difasilitasi oleh Layanan Mediasi dan Konsiliasi Federal AS (FMCS), ILO dan Kementerian Ketenagakerjaan menyelenggarakan dua program pelatihan: Pelatihan Keterampilan Mediasi dan Perundingan Bersama Pekerja Manajemen.

Pelatihan Keterampilan Mediasi dan Perundingan Bersama Pekerja Manajemen diadakan di Bogor.
Pelatihan-pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan kontribusi pada keberhasilan yang lebih besar pada negosiasi dan perundingan bersama sebagai mekanisme pencegahan dan penyelesaian perselisihan dalam bentuk peningkatan jumlah kasus yang diselesaikan melalui mekanisme bipartit dan peningkatan jumlah kesepakatan perundingan bersama yang dilakukan serta pertumbuhan budaya kesepakatan bersama untuk penyelesaian perselisihan.

Saya memiliki banyak pertanyaan dan kekhawatiran saat menjalankan peran saya sebagai mediator. Pelatihan ini telah membuka kesadaran dan menjawab pertanyaan saya tentang bagaimana mempersuasi pihak yang berselisih secara efektif dan secara strategis memainkan peran saya sebagai mediator."

Osaka Debora Sinaga, mediator provinsi dari Kalimantan Tengah
Dibuka secara resmi oleh Michiko Miyamoto, Direktur ILO di Indonesia dan Adriani, Direktur Mediasi Kementerian Ketenagakerjaan, kedua pelatihan ini membahas tentang keterampilan komunikasi dan dialog sosial yang efektif, gaya konflik dan cara kerjanya, penanganan sumber konflik, neurosains konflik, prinsip pemecahan masalah berbasis kepentingan, struktur komite pekerja-manajemen yang efektif, gaya, model dan tantangan perundingan bersama dan mengarahkan perilaku dan emosi yang sulit.

Difasilitasi oleh Liz Brenner dan Jimmy Valentine dari pelatih FMCS dan spesialis hubungan industrial ILO, Arun Kumar, metode pelatihan partisipatif ini menggunakan kombinasi teori dan praktik. Para peserta diperkenalkan dengan berbagai model, perangkat, dan etika mediasi dan negosiasi. Dalam sesi praktik—menggunakan permainan peran, permainan interaktif, dan kerja kelompok—mereka belajar untuk mencapai kesepakatan dari pihak-pihak yang berselisih dan mencapai keputusan bersama berdasarkan solusi yang saling menguntungkan.

Dalam kedua pelatihan tersebut, para peserta sangat tertarik mempelajari teknik mediasi dan perundingan bersama baru yang diperkenalkan oleh FMCS. Studi kasus yang digunakan mengharuskan para peserta mencoba melakukan negosiasi dan perundingan dalam berbagai kondisi yang disimulasikan. Simulasi ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan peserta dalam komunikasi dan penyelesaian konflik.

Para peerta program perundingan bersama, perwakilan dari pekerja dan pengusaha.
Pelatihan keterampilan mediasi dilakukan dari tanggal 31 Oktober hingga 4 November di Bogor, Jawa Barat. Dihadiri oleh 48 mediator senior dan junior dari 25 provinsi, program pelatihan ini bertujuan untuk terus memperkuat kapasitas mediator Indonesia di seluruh tanah air pada era normal baru. Program pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan sebelumnya yang dilakukan pada tahun lalu. Diselenggarakan secara daring, program pelatihan tahun lalu ini diikuti oleh sekitar 400 mediator di seluruh Indonesia.

Pandemi COVID-19 sangat menuntut baik pekerja maupun pengusaha untuk mencari solusi kreatif dan mengatasi perselisihan di antara mereka dengan menempatkan usaha dan keberlangsungan pekerjaan sebagai fokus utama."

Nurjaman, perwakilan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jakarta
Salah satu peserta, Osaka Debora Sinaga, mediator provinsi dari Kalimantan Tengah, mengungkapkan rasa terima kasihnya telah diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan tersebut. Ia secara aktif membagikan pengalamannya dalam melakukan mediasi berbagai kondisi. “Saya memiliki banyak pertanyaan dan kekhawatiran saat menjalankan peran saya sebagai mediator. Pelatihan ini telah membuka kesadaran dan menjawab pertanyaan saya tentang bagaimana mempersuasi pihak yang berselisih secara efektif dan secara strategis memainkan peran saya sebagai mediator,” ujarnya.

Setelah pelatihan keterampilan mediasi, program pelatihan selama lima hari tentang perundingan bersama pekerja-manajemen diadakan dari tanggal 7 hingga 11 November. Sekitar 47 perwakilan pekerja dan manajemen dari lima provinsi—DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten dan Jawa Tengah—menghadiri pelatihan tersebut.

Nurjaman, perwakilan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jakarta, mengapresiasi inisiatif ILO untuk terus mendorong pekerja dan pengusaha berdialog, terutama di tingkat perusahaan. “Pandemi COVID-19 sangat menuntut baik pekerja maupun pengusaha untuk mencari solusi kreatif dan mengatasi perselisihan di antara mereka dengan menempatkan usaha dan keberlangsungan pekerjaan sebagai fokus utama,” ujarnya.