#RatifyC190

Melibatkan media untuk mengadvokasi Konvensi Kekerasan dan Pelecehan ILO

Serangkaian kegiatan media, diselenggarakan bersama oleh ILO dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, mendorong pelibatan media massa yang lebih besar dalam kampanye global dan nasional untuk ratifikasi Konvensi Kekerasan dan Pelecehan ILO.

News | Jakarta, Indonesia | 01 April 2022
/> Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dan ILO melakukan pemindaian cepat media untuk mengetahui peliputan media mengenai isu terkait dengan kekerasan dan pelecehan di tempat kerja. Pemindaian ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan media yang diadakan pada Desember 2021 hingga Maret 2022 untuk semakin melibatkan organisasi dan praktisi media massa dalam mempromosikan dan mengadvokasi Konvensi ILO No. 190 (K190).

K190 adalah perjanjian internasional pertama yang mengakui hak setiap orang atas dunia kerja yang bebas dari kekerasan dan pelecehan, termasuk kekerasan dan pelecehan berbasis gender.

Masalah ini juga terjadi pada jurnalis. Karenanya, kita harus mengarusutamakan masalah ini dan mendorong penyusunan regulasi, mekanisme pelaporan dan perlindungan yang lebih baik."

Jajang Jamaludin, Pemimpin Redaksi Koran Tempo
Pemindaian cepat media AJI Indonesia menemukan bahwa media massa Indonesia masih memfokuskan pemberitaannya pada kasus kekerasan dan pelecehan dengan sumber utama dari pemerintah, lembaga/perusahaan, akademisi namun tidak ada yang berasal dari korban dan/atau konselor yang mengalami langsung. Oleh karena itu, AJI merekomendasikan media massa untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip K190, mengeksplorasi berbagai sudut pandang berita dengan lebih banyak wawancara dan data, menyajikan sumber informasi langsung dari pekerja dan penyintas dan fokus pada pencegahan dan solusi.

Pemindaian media dibahas selama pertemuan pemimpin redaksi dan redaktur sebagai kegiatan media pertama. Diselenggarakan pada Desember 2021, pertemuan daring ini dihadiri oleh 15 pemimpin redaksi dan redaktur dari media nasional dan daerah. Para redaktur yang berpartisipasi mengakui kekerasan dan pelecehan di tempat kerja sebagai masalah yang semakin meningkat. Namun, kurangnya regulasi, mekanisme pelaporan dan perlindungan berbasis korban membuat banyak kasus tidak dilaporkan.

Jajang Jamaludin, Pemimpin Redaksi Koran Tempo, berbagi praktik terbaik untuk menangani kasus-kasus di surat kabarnya dengan menyusun mekanisme pelaporan dan memasukkan isu kekerasan dan pelecehan dalam perjanjian kerja bersama perusahaan. “Masalah ini juga terjadi pada jurnalis. Karenanya, kita harus mengarusutamakan masalah ini dan mendorong penyusunan regulasi, mekanisme pelaporan dan perlindungan yang lebih baik,” tambahnya.

Pertemuan editorial dengan redaktur dan pemimpin redaksi di seluruh Indonesia.
Sebagai tindak lanjut langsung dari pertemuan tersebut, pada Januari 2022 dilakukan pelatihan jurnalis secara daring selama delapan sesi dengan total durasi 16 jam. Selama pelatihan, 25 jurnalis yang terpilih belajar tentang prinsip-prinsip utama K190, undang-undang dan peraturan yang ada, kondisi kerja, upaya yang diambil oleh perusahaan untuk menyediakan tempat kerja yang aman dan kekerasan berbasis gender, termasuk kekerasan digital.

Selain itu, banyak peserta menyatakan pelatihan tersebut sebagai kesempatan yang baik untuk mereflesikan kondisi kerja mereka sendiri dan membangun kapasitas mereka untuk berkontribusi dalam mencegah pelecehan di industri media.

Melalui serangkaian kegiatan ini, kami berharap dapat membangun komitmen dan kapasitas organisasi media dan praktisi dari atas ke bawah, dari pemimpin redaksi hingga jurnalis."

Dyah Retno Sudarto, koordinator program ILO untuk K190 tentang masalah kekerasan dan pelecehan di pekerjaan
Pelatihan diakhiri dengan penyerahan proposal liputan dari para jurnalis yang menjadi peserta. Sepuluh proposal dipilih untuk menjadi bagian dari program beasiswa media yang dilakukan selama dua bulan dari Februari hingga Maret 2022.

“Kami memulai kegiatan pelibatan media kami dengan pertemuan redaktur, dilanjutkan dengan pelatihan media dan program beasiswa. Melalui serangkaian kegiatan ini, kami berharap dapat membangun komitmen dan kapasitas organisasi media dan praktisi dari atas ke bawah, dari pemimpin redaksi hingga jurnalis,” kata Dyah Retno Sudarto, koordinator program ILO untuk K190 tentang masalah kekerasan dan pelecehan di pekerjaan.

Serangkaian kegiatan media ini merupakan bagian dari kampanye ILO global dan nasional untuk mempromosikan ratifikasi dan penerapan K190. Kampanye ini mengundang partisipasi semua negara Anggota dan masyarakat umum, termasuk organisasi dan praktisi media.