News
Indonesia mendukung perlindungan responsif gender bagi pekerja migran
Bersama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan Jaringan Buruh Migran, program bersama ILO-UN Women Safe and Fair meluncurkan panduan dan prosedur yang responsif gender untuk mempromosikan migrasi yang aman dan adil bagi semua.

Panduan dan SOP tersebut dapat memberikan perlindungan, pemenuhan kebutuhan dan penanganan kasus yang responsif terhadap kebutuhan yang berbeda dari berbagai kelompok gender yang ada."
Ida Fauziyah, Menteri Ketenagakerjaan
Menteri Ida berharap panduan dan SOP yang responsif gender ini dapat memberikan kesetaraan, kesamarataan dan keadilan gender bagi seluruh pekerja migran, baik laki-laki maupun perempuan. Ia juga berharap ketiga panduan dan SOP tersebut dapat diterapkan dan dilembagakan secara efektif oleh instansi terkait di pemerintahan, atase ketenagakerjaan, lembaga penempatan swasta, balai pelatihan, serikat pekerja, LSM dan sebagainya.
“Panduan dan SOP tersebut dapat memberikan perlindungan, pemenuhan kebutuhan dan penanganan kasus yang responsif terhadap kebutuhan yang berbeda dari berbagai kelompok gender yang ada. Pekerja migran perempuan telah memberikan kontribusi positif bagi pembangunan sosial dan ekonomi; namun mereka juga sangat rentan terhadap eksploitasi dan pelecehan serta pelanggaran hak kerja,” demikian Menteri Ida.
Promosi dan perlindungan hak-hak pekerja migran di semua tahap sangat penting."
Michiko Miyamoto, Direktur ILO di Indonesia
Tiga instrumen penting untuk lindungi pekerja migran dengan lebih baik
Panduan Teknis ini terdiri dari empat layanan panduan: layanan pemerintah yang responsif gender di tingkat pra-keberangkatan, layanan selama bekerja oleh atase ketenagakerjaan, kode etik untuk perusahaan penempatan swasta dan program responsif gender oleh serikat pekerja dan LSM yang menangani masalah pekerja migran.
Kami melibatkan 255 orang dalam proses penyusunan. Namun, yang terpenting adalah kami benar-benar mendengarkan suara dan aspirasi perempuan pekerja migran."
Savitri Wisnuwardhani, Sekretaris Nasional JBM
Savitri Wisnuwardhani, Sekretaris Nasional JBM, menambahkan panduan tersebut disusun berdasarkan proses penelitian yang inklusif dan partisipatif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari pemerintah di tingkat nasional, daerah dan desa, serikat pekerja, tokoh desa dan masyarakat, lembaga yang menangani masalah pekerja migran dan lain sebagainya. “Kami melibatkan 255 orang dalam proses penyusunan. Namun, yang terpenting adalah kami benar-benar mendengarkan suara dan aspirasi perempuan pekerja migran,” ujarnya.
Kami terus mendukung upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan mitra terkait lainnya demi mewujudkan migrasi yang aman dan adil untuk semua."
Sinthia Harkrisnowo, koordinator untuk Program ILO-UN Women Safe and Fair
“Program gabungan ini merupakan bagian dari Inisiatif Spotlight UE-PBB yang bertujuan untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan dan memastikan migrasi tenaga kerja yang aman dan adil di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia. Kami terus mendukung upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan mitra terkait lainnya demi mewujudkan migrasi yang aman dan adil untuk semua,” tutupnya.