COVID-19: Mempromosikan pengembangan keterampilan

Pelatihan keterampilan lunak untuk mempersiapkan anak muda memasuki dunia kerja

Kemajuan teknologi dan perkembangan industri, yang telah mengganti pekerjaan-pekerjaan manual dengan mesin dan digitalisasi, mengharuskan manusia untuk mempelajari keterampilan baru demi bertahan di dunia kerja. Kendati kemampuan teknis masih relevan, keterampilan lunak memainkan peran kunci dalam menentukan kesuksesan di tempat kerja.

News | Jakarta, Indonesia | 21 April 2021
Seorang pekerja Indonesia di tempat kerja
ILO berkolaborasi dengan Indonesia Business Link (IBL) menyelenggarakan serangkaian pelatihan keterampilan lunak bagi anak muda dan pencari kerja di seluruh Indonesia, mulai Maret hingga Mei 2021. Sebagai bagian dari pelatihan ini, sebuah webinar khusus mengenai budaya kerja diselenggarakan pada 17 April dan dihadiri 100 peserta pelatihan terpilih.

Hirania Wiryasti, Staf Program ILO untuk Pengembangan Keterampilan, membuka acara ini dengan menekankan pentingnya keterampilan lunak dalam pengembangan karier. “Kami percaya bahwa keterampilan lunak sama pentingnya dengan keterampilan teknis. Orang yang bisa bekerja dalam tim dapat mempraktikkan kemampuan memimpin dan mereka yang tangguh dapat menaklukkan semua hambatan dan melangkah maju.”

Acara ini menghadirkan Rudy Afandi, seorang penasihat bidang sumber daya manusia (SDM) dan pelatih profesional yang mendiskusikan tentang budaya kerja dan keterampilan lunak yang dibutuhkan di tempat kerja. Hadir juga Lusiani Julia, Staf Program ILO untuk Standar Ketenagakerjaan, yang membahas hak kerja.

Keterampilan lunak dan hak kerja untuk pengembangan karier

Rudy menekankan adanya perubahan cepat di dunia industri akibat otomatisasi dan digitalisasi. Namun, hanya orang-orang yang memiliki karaker kuat yang dapat bertahan dalam kondisi ini dan meraih peluang-peluang yang ada. “Jutaan pekerjaan hilang, namun lebih banyak pekerjaan baru yang tercipta. Lima tahun lalu, pekerjaan untuk menjadi operator drone mungkin nyaris tidak ada. Ini artinya hanya orang-orang dengan keinginan belajar yang kuat dan kemampuan untuk beradaptasi dapat melihat peluang dan berkompetisi,” ujarnya.

Integritas merupakan salah satu keterampilan lunak yang paling dibutuhkan perusahaan

Integritas bukan hanya soal kejujuran, namun juga tentang etika dan penghormatan."

Rudy Afandi, seorang penasihat bidang sumber daya manusia (SDM) dan pelatih profesional
Rudy melanjutkan dengan mengelaborasi tujuh keterampilan lunak yang dibutuhkan untuk kesuksesan karier. Tiga keterampilan yang utama antara lain disiplin, integritas dan agilitas. Untuk disiplin, misalnya, dapat dimulai dari hal kecil seperti datang ke kantor tepat waktu dan mengikuti semua prosedur kerja.

“Integritas bukan hanya soal kejujuran, namun juga tentang etika dan penghormatan. Sementara, agilitas menumbuhkan inisiatif dan pola pikir untuk terus meningkatkan keterampilan dan kemauan untuk terus belajar,” ungkap Rudy.

Melengkapi pelatihan keterampilan lunak, acara ini juga menekankan pentingnya hak dalam bekerja. Lusiani menjelaskan konsep pekerjaan yang layak berdasarkan deklarasi ILO tentang prinsip-prinsip dan hak-hak mendasar di tempat kerja yang telah diadopsi ke dalam undang-undang Indonesia.

Kesetaraan merupakan bagian dari hak mendasar di tempat kerja
Prinsip-prinsip ini termasuk kebebasan berserikat dan perundingan bersama, penghapusan kerja paksa, penghapusan pekerja anak dan penghapusan diskriminasi di tempat kerja.

Perusahaan wajib mendaftarkan semua pekerja mereka ke BPJS Ketenagakerjaan tanpa memandang jenis kontrak kerjanya."

Lusiani Julia, Staf Program ILO untuk Standar Ketenagakerjaan
Terkait pandemi COVID-19, Lusiani mengingatkan cakupan diskriminasi tidak hanya terbatas pada ras dan gender, namun juga mencakup disabilitas dan penyakit. Untuk itu, pengusaha tidak diperbolehkan memecat pekerja yang terinveksi virus karena mereka memiliki kewajiban untuk menjamin kesehatan dan keamanan pekerja.

Isu penting lain di tempat kerja adalah mengenai perlindungan sosial untuk semua pekerja. “Perusahaan wajib mendaftarkan semua pekerja mereka ke BPJS Ketenagakerjaan tanpa memandang jenis kontrak kerjanya,” kata Lusi.

Acara ini merupakan bagian dari inisiatif untuk mempersiapkan anak muda memasuki pasar kerja dan mereka yang kehilangan pekerjaan untuk kembali masuk ke dunia kerja. Inisitif ini didanai bersama oleh Pemerintah Jepang (Proyek Keterampilan Industri untuk Pertumbuhan Inklusif Tahap 2 (InSIGHT-2)) dan Fast Retailing Co., Ltd., (Proyek Perlindungan Pengangguran atau UNIQLO).