COVID-19: Mempromosikan pencegahan HIV di tempat kerja

Memadukan program pencegahan HIV dan COVID-19 untuk tempat kerja yang lebih aman

Perlindungan yang lebih baik terhadap HIV dan COVID-19 dapat dilakukan dengan menerapkan program terpadu di tingkat perusahaan. Satu perusahaan berbagi praktik yang baik dalam memadukan kedua program ini melalui dukungan dari unit layanan kesehatan.

News | Jakarta, Indonesia | 13 November 2020
Jarak sosial diterapkan di tempat kerja (c) ILO/F. Latief
Apa yang dapat dilakukan untuk mempertahankan perlindungan bagi pekerja, keluarganya, dan masyarakat sekitar dari pandemi COVID-19 dan HIV? Salah satu perusahaan, PT Cilegon Fabricators, telah berhasil melakukan langkah-langkah dalam memadukan program pencegahan kedua pandemi tersebut.

Dengan pandemi saat ini, kami telah mengintegrasikan program pencegahan HIV dengan program COVID-19. Ini untuk memastikan tempat kerja yang aman dan perlindungan bagi pekerja dan manajemen kami."

dr Irwan Wicaksono, Manajer HSE dan Dokter Perusahaan PT Cilegon Fabricators
Mempekerjakan total 1.126 pekerja, di mana 1.100 di antaranya adalah pekerja laki-laki, PT Cilegon Fabricators telah secara aktif melaksanakan program pencegahan HIV di tempat kerja sejak tahun 2006. Perusahaan yang berlokasi di Serang, Banten ini telah melakukan berbagai program HIV meliputi konselor sebaya, program tes HIV sukarela (VCT@Work), program pendidikan HIV dan memasukkan masalah HIV ke dalam mekanisme keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan.

“Dengan pandemi saat ini, kami telah mengintegrasikan program pencegahan HIV dengan program COVID-19. Ini untuk memastikan tempat kerja yang aman dan perlindungan bagi pekerja dan manajemen kami,” kata dr Irwan Wicaksono, Manajer HSE dan Dokter Perusahaan PT Cilegon Fabricators.

Ia berbagi praktik baik PT Cilegon Fabricators di hadapan 500 peserta webinar pada 10 November 2020, yang diselenggarakan ILO bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Kesehatan dan Dewan K3 Nasional. Webinar ini menandai webinar keempat dari delapan webinar setiap hari Selasa, yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang pencegahan HIV/AIDS di tempat kerja selama pandemi, mendorong lebih banyak praktik baik dari perusahaan dan mendukung dimasukkannya HIV/AIDS ke dalam Strategi Nasional K3 pemerintah 2021-2025.

Manfaat dari program terpadu 

Tes cepat yang diselenggarakan di tempat kerja (c) ILO/F. Latief

Mengingat perhatian kita terserap untuk pencegahan pandemi COVID-19, program terpadu ini menjadi strategi yang baik untuk memastikan masalah HIV/AIDS tidak tertinggal. Kita dapat menangani dua pandemi melalui program-program yang terpadu."

dr Adi Sasongko, pakar dari Yayasan Kusuma Buana
Program terpadu yang dilakukan oleh PT Cilegon Fabricators meliputi program pendidikan terpadu yang materi edukasi HIV dan COVID-19, program pelatihan terpadu untuk berbagai departemen, termasuk tim K3 serta program tes terpadu baik untuk VCT maupun tes cepat. “Program-program terpadu ini juga efektif secara pembiayaan bagi perusahaan,” ungkap dr Irwan.

Tidak hanya efektif biaya, dr Adi Sasongko, pakar dari Yayasan Kusuma Buana, sebuah LSM lokal yang menangani HIV/AIDS di tempat kerja, menekankan manfaat lainnya dari program terpadu ini. “Mengingat perhatian kita terserap untuk pencegahan pandemi COVID-19, program terpadu ini menjadi strategi yang baik untuk memastikan masalah HIV/AIDS tidak tertinggal. Kita dapat menangani dua pandemi melalui program-program yang terpadu,” ia menjelaskan.

Selain program terpadu tersebut, perusahaan juga menerapkan jaga jarak sosial, penggunaan masker dan pemeriksaan suhu. Para tamu dari luar area perusahaan pun diwajibkan mengikuti tes cepat dan tes usap sebelum diizinkan memasuki lokasi perusahaan.
“Karena sifat perusahaan, kami tidak dapat menerapkan bekerja jarak jauh bagi pekerja kami. Karenanya, kami benar-benar melakukan tindakan perlindungan dan pencegahan yang serius bagi para pekerja kami dan kami bekerja sama dengan unit layanan kesehatan setempat,” tambah dr Irwan.

Kolaborasi yang lebih kuat dengan layanan kesehatan

Program VCT di tingkat perusahaan dengan dukungan layanan kesehatan (c) ILO Jakarta
Dengan dukungan dari pusat kesehatan masyarakat setempat, perusahaan telah menyediakan fasilitas karantina bagi 12 pekerja yang terjangkit COVID-19. Yenni Kesuma, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) Pulo Ampel, Serang, Banten menyoroti pentingnya kolaborasi antara Puskesmas dan perusahaan dalam memberikan perawatan dan perlindungan kesehatan yang memadai di tengah pandemi.

Saya berharap semakin banyak perusahaan yang mengikuti jejak PT Cilegon Fabricators membuka pintunya untuk upaya kolaborasi dengan unit layanan kesehatan setempat."

Yenni Kesuma, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) Pulo Ampel, Serang, Banten
Tidak hanya COVID-19, Yenni menambahkan kolaborasi antara pusat kesehatan masyarakat dan perusahaan sangat penting untuk memastikan efektivitas program pencegahan HIV dan penyakit terkait lainnya. “Sejak awal tahun ini, kami telah mengembangkan program yang meningkatkan koordinasi kami dengan perusahaan di sekitar wilayah pelayanan kesehatan kami,” tukas Yenni.

Melalui kerja sama ini, baik perusahaan maupun pelayanan kesehatan masyarakat dapat saling mendukung dalam program penyuluhan, kesiapsiagaan tes VCT dan tes cepat serta ketersediaan pengobatan. “Saya berharap semakin banyak perusahaan yang mengikuti jejak PT Cilegon Fabricators membuka pintunya untuk upaya kolaborasi dengan unit layanan kesehatan setempat,” pungkasnya.