COVID-19: Mendukung perusahaan, pekerjaan dan pendapatan

Mendukung kelangsungan UMKM Indonesia dengan rencana keberlanjutan usaha

Wabah COVID-19 telah menghantam usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) beserta pekerja mereka, termasuk di Indonesia. ILO bekerja sama dengan Asosiasi Start and Improve Your Business (SYIB) menyediakan program pelatihan daring tentang rencana keberlanjutan usaha guna membantu UMKM bertahan dari pandemi.

News | Jakarta, Indonesia | 08 May 2020
Wabah COVID-19 telah menghantam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. UMKM terdampak dari sisi permintaan dan sisi penawaran. Di sisi pasokan, perusahaan mengalami gangguan dalam usaha dan rantai pasokan mereka akibat pemilik usaha dan pekerja tidak dapat bekerja maupun melanjutkan operasi bisnis karena berbagai pembatasan, mereka pun harus merawat anak atau tanggungan mereka lainnya ketika sekolah ditutup dan pergerakan orang serta barang dibatasi.

Usaha mikro di Papua, Indonesia (c) ILO Jakarta
Di sisi permintaan, hilangnya permintaan serta pendapatan yang dramatis dan tiba-tiba bagi UMKM sangat memengaruhi kemampuan mereka dalam menjalankan fungsinya, yang menyebabkan kurangnya likuiditas yang parah. Lebih lanjut, konsumen juga merasakan hilangnya pendapatan, ketakutan akan tertular serta meningkatnya ketidakpastian, yang tentunya memilih mengurangi pengeluaran serta konsumsi mereka.

Langkah-langkah bisnis utama yang dipaparkan dalam modul ini relevan dengan pandemi COVID-19 saat ini karena menyediakan langkah-langkah praktis dan mudah untuk diterapkan oleh UMKM agar dapat meningkatkan operasi dan proses bisnis mereka."

Tendy Gunawan, staf program ILO untuk pengembangan usaha
Untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan bagi UMKM, ILO bekerja sama dengan Asosiasi Start and Improve Your Business (SIYB) Indonesia menyediakan Program Pelatihan Daring Keberlanjutan Usaha bagi UMKM. Program ini telah melakukan penyesuaian Modul Rencana Keberlanjutan Usaha ILO untuk membantu UMKM dalam mengembangkan dan mengelola rencana usaha mereka agar lebih berkelanjutan dan adaptif dengan situasi saat ini.

“Modul ini awalnya dikembangkan untuk membantu UMKM mempertahankan usaha mereka selama pandemi influenza pada 2010. Langkah-langkah bisnis utama yang dipaparkan dalam modul ini relevan dengan pandemi COVID-19 saat ini karena menyediakan langkah-langkah praktis dan mudah untuk diterapkan oleh UMKM agar dapat meningkatkan operasi dan proses bisnis mereka,” jelas Tendy Gunawan, staf program ILO untuk pengembangan usaha.

Program pelatihan daring ini dibagi menjadi tiga sesi dengan durasi dua jam untuk setiap sesi dan dengan maksimum 20 peserta. Metode pelatihannya memadukan baik pelatihan, konseling maupun konsultasi interaktif, yang diberikan oleh pelatih utama SYIB ILO.

Program ini juga terfokus pada tiga manfaat utama: 1. Kesadaran usaha dalam memahami dampak pandemi terhadap usaha dan pentingnya perubahan pola pikir dalam menanggapi perubahan situasi usaha; 2. Tanggapan terhadap pandemi dengan mengidentifikasi langkah-langkah keberlangsungan dan keberlanjutan usaha; dan 3. Rencana berkelanjutan usaha dengan menyiapkan dan mengembangkan rencana keberlanjutan usaha selama dan setelah pandemi.

Berdasarkan kondisi usaha yang khusus, setiap usaha yang berpartisipasi kemudian membuat rencana keberlanjutan usaha yang akan membantu mereka mempertahankan dan melanjutkan usaha mereka selama dan setelah pandemi."

Rini Wahyu Hariani, Pelatih Utama SIYB yang juga Ketua Asosiasi SIYB Indonesia
Pelatihan percontohan ini dilakukan pada 4-6 Mei dengan 16 pengusaha yang berpartisipasi. Para peserta secara interaktif mendiskusikan kondisi usaha mereka dan bagaimana mereka dapat menyesuaikan usaha dengan situasi pandemi saat ini serta bagaimana dapat memastikan keberlanjutan usaha sebagai sumber pendapatan mereka.

“Pelatihan percontohan berjalan baik dengan membahas isu-isu usaha utama yang penting bagi UMKM, seperti manajemen rantai pasokan, diversifikasi produk, saluran penjualan dan pengantaran dan sebagainya. Berdasarkan kondisi usaha yang khusus ini, setiap usaha yang berpartisipasi kemudian membuat rencana keberlanjutan usaha yang akan membantu mereka mempertahankan dan melanjutkan usaha mereka selama dan setelah pandemi,” kata Rini Wahyu Hariani, Pelatih Utama SIYB yang juga Ketua Asosiasi SIYB Indonesia.

Program-program ini telah menarik minat beberapa organisasi keuangan. Bank Indonesia Sulawesi Selatan, misalnya, telah mendaftarkan penerima manfaat UMKMnya di Makassar untuk tiga paket program pelatihan. Serangkaian pelatihan juga dijadwalkan dengan berbagai mitra pada bulan Mei, sebelum hari libur Idul Fitri.

“Juga direncanakan untuk memperkenalkan program ini kepada Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kementerian Ketenagakerjaan sehingga kita dapat menjangkau UMKM yang lebih luas karena mereka adalah penyedia utama lapangan kerja dan salah satu pilar ekonomi negara ini,” ungkap Tendy.

SIYB adalah paket-paket pelatihan ILO yang saling menunjang untuk meningkatkan kelayakan usaha kecil dan menengah melalui prinsip-prinsip manajemen yang baik dan sesuai bagi lingkungan negara-negara berkembang. Di Indonesia, program SIYB diperkenalkan pada 2002 dan saat ini ada 400 pelatih SIYB di seluruh negeri. Program SYIB secara global telah diakui sebagai trademark ILO dan telah diperkenalkan di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.