Safe and fair migration

UN Women dan ILO Memperkuat Dukungan untuk Perempuan Pekerja Migran Korban Kekerasan

Memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, UN Women dan ILO hari ini meluncurkan Panduan Pelatihan Penguatan Kapasitas Penyedia Layanan untuk Perempuan Pekerja Migran Korban Kekerasan.

Press release | Jakarta, Indonesia | 05 December 2019
Memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, UN Women dan ILO hari ini meluncurkan Panduan Pelatihan Penguatan Kapasitas Penyedia Layanan untuk Perempuan Pekerja Migran Korban Kekerasan. Modul ini telah diuji coba untuk melatih anggota Gugus Tugas Tindak Pidana Perdagangan Orang, organisasi perempuan, organisasi buruh migran, dan perusahaan penempatan (P3MI) di Jawa Barat.

Sekarang waktunya untuk Mengakhiri Kekerasan terhadap Pekerja Migran Perempuan! Program Safe and Fair memberikan kesempatan untuk memastikan suara mereka didengar dan hak-hak mereka dilindungi. Mari bersama pastikan akses yang lebih luas untuk pekerjaan layak, aman, dan adil bagi perempuan dan laki-laki pekerja migran."

Michiko Miyamoto, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste
Modul ini menekankan pentingnya pendekatan yang berpihak kepada korban dan menempatkan mereka sebagai subjek utama layanan. Modul ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi penyedia layanan tentang bagaimana berkomunikasi secara efektif dan menghindari pernyataan yang menstigma dan menyalahkan korban.

Di Indonesia, jumlah pekerja migran perempuan mencapai 60% dari total pekerja migran. Migrasi dapat bermanfaat bagi semua aktor yang terlibat. Perempuan perkerja migran dapat mengakses pekerjaan dengan penghasilan yang lebih tinggi, sambil meningkatkan pemasukan bagi agensi mereka, maupun meningkatkan posisi mereka dalam keluarga dan masyarakat. Saat ini, perempuan pekerja migran juga memberikan kontribusi bagi negara asal dan tujuan. Menurut penelitian dari Bank Dunia pada tahun 2016, pekerja migran Indonesia menyumbang remitansi sebesar USD 8,3 miliar (Rp 118 triliun).

Kami percaya bahwa modul ini akan relevan dan berguna bagi Penyedia Layanan Garda Depan untuk memberikan panduan dan dukungan kepada perempuan pekerja migran dalam melindungi dan memenuhi hak-hak mereka untuk bebas dari kekerasan."

Jamshed Kazi, Perwakilan UN Women
Jamshed Kazi, Perwakilan UN Women, mengatakan “Terlepas dari kontribusi signifikan terhadap ekonomi daerah dan nasional, banyak diantara perempuan pekerja migran menghadapi risiko kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi sepanjang siklus migrasi mereka. Disamping itu, perempuan pekerja migran juga menghadapi banyak hambatan dalam mengakses dukungan dan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Kami percaya bahwa modul ini akan relevan dan berguna bagi Penyedia Layanan Garda Depan untuk memberikan panduan dan dukungan kepada perempuan pekerja migran dalam melindungi dan memenuhi hak-hak mereka untuk bebas dari kekerasan.”

“Perempuan pekerja migran adalah manusia juga. Kami ingin diperlakukan dengan baik dan menginginkan agar hak kami dihormati. Kami bekerja di luar negeri karena kami ingin memberikan kehidupan yang lebih baik untuk keluarga kami,” ucap Ida Neni Wahyuni, purna pekerja migran.

Michiko Miyamoto, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste, mengatakan, "Sekarang waktunya untuk Mengakhiri Kekerasan terhadap Pekerja Migran Perempuan! Program Safe and Fair memberikan kesempatan untuk memastikan suara mereka didengar dan hak-hak mereka dilindungi. Mari bersama pastikan akses yang lebih luas untuk pekerjaan layak, aman, dan adil bagi perempuan dan laki-laki pekerja migran."

Mengurangi kerentanan perempuan pekerja migran terhadap kekerasan, perdagangan orang dan eksploitasi, serta memastikan bahwa migrasi tenaga kerja yang aman dan adil adalah tujuan dari program Safe and Fair: Realizing women migrant workers’ rights and opportunities in the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), sebuah program bersama antara UN Women dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan didukung oleh Uni Eropa. Di bawah program ini, UN Women berfokus untuk meningkatkan situasi perempuan pekerja migran dalam mengurangi kerentanan mereka terhadap kekerasan dan perdagangan orang, memperkuat individu dan memastikan mereka mendapatkan manfaat dari layanan berkualitas yang responsif dan terkoordinasi.

Mengenai UN Women

UN Women merupakan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berdedikasi untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Upaya UN Women didasarkan pada keyakinan dasar bahwa setiap perempuan berhak menjalani hidup yang bebas dari kekerasan, kemiskinan, dan diskriminasi, dan bahwa kesetaraan gender merupakan prasyarat dalam tercapainya pembangunan global.

Mengenai ILO

ILO adalah satu-satunya badan “tripartit” dari PBB. Sejak tahun 1919, ILO bekerja sama dengan ppemerintah, pengusaha dan pekerja dari 187 negara-negara anggota untuk untuk menetapkan standar ketenagakerjaan, mengembangkan kebijakan dan menyusun program yang mempromosikan pekerjaan layak untuk semua perempuan dan laki-laki. Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengabdikan diri untuk mempromosikan keadilan sosial dan hak-hak asasi manusia dan buruh yang diakui secara internasional, sesuai dengan misi pendiriannya yaitu bahwa keadilan sosial sangat penting untuk perdamaian yang universal dan abadi.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Gita Lingga
Staf Komunikasi ILO
Email: gita@ilo.org