Membentuk keselamatan dan kesehatan kerja masa depan bagi pekerja muda
Dunia kerja sedang mengalami perubahan besar yang akan terus berlanjut, dan berpotensi semakin intensif, di masa depan. Seminar ILO ini menyediakan ruang bagi generasi milenial Indonesia dan generasi lebih tua untuk saling bekerjasama dalam menghadapi pekerjaan masa depan dan, di saat yang sama, meningkatkan perlindungan pekerja muda di negeri ini.
Rekomendasi lain termasuk upaya untuk memperkuat dialog sosial, peningkatan kesadaran, termasuk kesadaran diri, program model panutan dan penyebaran informasi. Para peserta pun sepakat bahwa terhadap kebutuhan mendesak untuk perubahan pola pikir dan kerja, terutama dalam mengantisipasi dan mencegah bahaya kerja.
“Dalam kaitannya dengan K3 dan kaum muda, ini terfokus pada pembelajaran seumur hidup dan pengembangan keterampilan, dukungan bagi orang-orang dalam transisi kerja dan perlindungan universal seumur hidup termasuk selama masa sakit dan disabilitas. Kita juga perlu meningkatkan kesadaran K3 bagi muda sehingga mereka dapat lebih melindungi diri mereka sendiri dan menjadi bagian dari budaya pencegahan K3 di tempat kerja."
Valentine Offenloch, Spesialis Teknis Proyek Safe Youth at Work ILO
Seminar ini juga menandai dimulainya acara perayaan satu abad ILO di Indonesia. Didirikan pada 1919, selama 100 tahun, ILO telah memajukan keadilan sosial dan mempromosikan pekerjaan yang layak. Seminar ini juga menandai peluncuran ikon ILO 100 di Indonesia: Nusa dan Tara, seorang laki-laki dan perempuan muda dalam bentuk figur sebagai perwakilan kaum muda Indonesia. Nusa dan Tara diambil dari nama lain Indonesia: Nusantara (wilayah yang bersatu).
Pekerjaan masa depan, kaum muda dan K3
Acara dimulai dengan pengenalan dari seorang pengusaha muda tentang karakteristik angkatan kerja digital. Bernard Satiadi, 22 tahun, berbagi pengalaman milenial bekerja sebagai pengusaha dan Youtuber. “Saya sempat bekerja di perusahaan, tetapi hanya bertahan dua tahun. Saya memutuskan menjadi wirausaha dan bersama seorang teman, kini mengelola Youtube yang terfokus pada permasalahan kaum muda,” kisahnya, seraya menambahkan bahwa ia bekerja secara mandiri tanpa kantor, ketentuan jam kerja dan struktur pekerjaan.“Dalam kaitannya dengan K3 dan kaum muda, ini terfokus pada pembelajaran seumur hidup dan pengembangan keterampilan, dukungan bagi orang-orang dalam transisi kerja dan perlindungan universal seumur hidup termasuk selama masa sakit dan disabilitas. Kita juga perlu meningkatkan kesadaran K3 bagi muda sehingga mereka dapat lebih melindungi diri mereka sendiri dan menjadi bagian dari budaya pencegahan K3 di tempat kerja,” ujarnya.
Dari perspektif pembuat kebijakan, Roostiawati, Direktur Pengembangan Pasar Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan, membahas strategi dan kebijakan nasional dalam kaitannya dengan pekerjaan masa depan. Dia menggarisbawahi inisiatif yang diambil Kementerian Ketenagakerjaan sebagai tanggapan terhadap pekerjaan masa depan seperti pengembangan ruang inovasi, pendidikan dan pelatihan kejuruan berbasis digital, kewirausahaan dan kewirausahaan sosial serta insentif bagi kaum muda.
Memahami generasi milenial di tempat kerja
Sementara itu, Ratih Ibrahim, seorang psikolog, mengungkapkan hasil utama survei tentang Milenial di Tempat Kerja. Survei ini meneliti berbagai perspektif antara milenial dan non-milenial tentang pekerjaan. Ini mencakup bahasan terkait tuntutan perusahaan, ekspektasi kerja, masalah utama di tempat kerja, nilai-nilai kerja, kepemimpinan dan sebagainya.Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik ini, kita dapat membangun transisi yang lebih baik antara generasi milenial dan generasi yang lebih tua serta dapat menemukan langkah-langkah efektif untuk mengarusutamakan masalah K3 dalam kehidupan pekerja muda."
Ratih Ibrahim, seorang psikolog
“Untuk dapat menciptakan pekerjaan masa depan yang layak, kita perlu memahami karakteristik generasi milenial mengingat pada 2020 mereka akan menjadi sepertiga dari tenaga kerja global. Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik ini, kita dapat membangun transisi yang lebih baik antara generasi milenial dan generasi yang lebih tua serta dapat menemukan langkah-langkah efektif untuk mengarusutamakan masalah K3 dalam kehidupan pekerja muda,” demikian Ratih.
Catatan
Pendanaan disediakan oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat di bawah nomor perjanjian kerjasama IL-26690-14-75-K-11.
Materi ini tidak mencerminkan pandangan atau kebijakan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat, juga tidak menyebutkan nama dagang, produk komersial, atau organisasi yang menyiratkan adanya pengesahan oleh Pemerintah Amerika Serikat. Seratus persen dari total biaya proyek atau program ini dibiayai dengan dana Federal, dengan total 11.443.156 dolar.